Show simple item record

dc.contributor.advisorGhani Salleh, Abdul
dc.contributor.advisorSyam, Bustami
dc.contributor.authorSembiring, Dharma
dc.date.accessioned2021-07-09T05:49:37Z
dc.date.available2021-07-09T05:49:37Z
dc.date.issued2013
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/35336
dc.description.abstractWaste has become one of the problems in big towns in Indonesia; the same is true for what occurs in some residential areas in Medan. Perum Perumnas (National Housing) Simalingkar, Medan, with the population of 8,628 that consists of various educational backgrounds, constitutes one of the areas which has big waste problem. Therefore, this research was aimed to find the solution of how to reduce waste at the landfill of Namo Bintang village and at the landfill of Air Terjun village, Medan, whether there was any significant correlation between people’s education and their awareness of handling kitchen and yard waste and on its management so that the concept of how to treat waste ideally at Perumnas Simalingkar could be made. The research used descriptive qualitative method in which it described the phenomena which occurred at the research fields. The data comprised the primary data such as observation, interviews, questionnaires, and documentation, supported by the data from the related agencies as the comparison to the analysis. The result of the research showed that one of the reasons why the kitchen and yard waste thrown away to the landfill had not been reduced was that the management of handling the waste in residential areas was not implemented yet, for the entire waste was thrown away to the landfills. However, people’s awareness of the economical value of the waste was still high (82.40%) and their awareness that the management of handling waste was the responsibility of both the government and the community was also high (75.58%) which indicated that community could be involved in managing waste at their own neighborhood in order to reduce waste at the landfills of Namo Bintang village and Terjun village. It is recommended that, in short term, garbage carts in residential areas should be added so that they would be balanced with the number of workers. It is also recommended that the government should coordinate with village heads and other public figures to socialize and to establish Neighborhood Waste Management Team, to conduct technical training about how to manage kitchen and yard waste to be compost, and to coordinate with the related agencies for the sustainability of waste management in residential areas in order to “reduce” kitchen and yard waste which to date was entirely thrown away to landfills.en_US
dc.description.abstractSampah merupakan salah satu problem kota-kota besar di Indonesia, hal yang sama juga dialami oleh pemukiman yang ada dikota Medan. Perumnas Nasional Simalingkar Medan dengan jumlah penduduk sekitar 8.628 KK, yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, merupakan salah satu penyumbang sampah bagi kota Medan, maka kajian ini bertujuan untuk mencari satu solusi bagaimana mereduksi sampah sehingga mengurangi beban Tempat Pemerosesan Akhir Sampah yang ada di desa Namo Bintang maupun Desa Terjun sebagai Tempat Pemerosesan Akhir Sampah Medan. Kajian ini akan melihat apakah ada hubungan yang signifikan antar tingkat pendidikan masyarakat terhadap kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan terhadap manajemen yang diterapkan saat ini, sehingga diperoleh satu konsep pengelolaan sampah yang ideal pada perumahan Simalingkar. Jenis penelitian ini adalah deskritif kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud mendiskripsikan fenomena yang terjadi pada daerah kajian. Teknik pengumpulan data meliputi pengumpalan data primair yang diantaranya adalah observasi, wawancara dan kuesioner, serta dokumentasi, didukung dengan data data dari instansi terkait sebagai data sekunder untuk pembanding dalam analisis kajian. Hasil kajian menyimpulkan bahwa salah satu penyebab belum direduksinya sampah pemukiman yang dibuang ke TPA adalah belum diterapkannya pengelolaan sampah ditingkat lingkungan sebagai sumber sampah tersebut, sampah masih dibuang seluruhnya ke TPA, namun gambaran pemahaman masyarakat bahwa sampah masih punya niali ekonomis cukup tinggi (82.40%) dan kesadaran masyarakat bahwa pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab pemerintah dengan masyarakat juga cukup tinggi (75.58 %) kedua hal ini merupakan indikator bahwa masyarakat dapat dilibatkan dalam pengelolaan sampah pada sumbernya untuk mengurangi beban TPA Namo Bintang dan Desa Terjun. Saran untuk jangka pendek adalah dengan menambah peralatan pengangkut sampah dipemukiman sebanding dengan jumlah personil, dan pemerintah berkoordinasi dengan lurah dan tokoh masyarakat melakukan sosialisasi dan pembentukan Tim Pengelola Sampah Lingkungan, melakukan pelatihan teknis pengelolaan sampah lingkungan menjadi kompos, melakukan kordinasi dengan instansi terkait untuk kesinambungan pengelolaan sampah ditingkat lingkungan guna me”reduce” sampah rumah tangga yang selama ini seluruhnya menjadi beban TPAen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectKitchen and Yard Waste,en_US
dc.subjectManagement,en_US
dc.subjectCommunity Participationen_US
dc.titleKajian Manajemen Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan Masyarakat Studi Kasus: Perumahan Nasional Simalingkar, Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM087020032
dc.description.pages153 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record