dc.description.abstract | Dermatitis kontak terhadap nikel merupakan masalah yang semakin lama semakin
berkembang dan semakin banyak dijumpai.1,2 Terbukti selama sepuluh tahun terakhir ini
frekuensi dari dermatitis kontak nikel semakin lama semakin meningkat.3
Marigo dan Nouer
(2003), melaporkan bahwa diperkirakan sekitar 15% sampai 30% penduduk Amerika dan Eropa
menderita dermatitis kontak nikel.3
Berdasarkan penelitian dari Thyssen dan Maibach (2008),
dilaporkan bahwa hasil dari uji tempel terhadap nikel yang dilakukan pada 400 penduduk
Amerika, dijumpai hasil positif terhadap nikel pada 5,8% dewasa dan 12,9% anak-anak.1
Pada
populasi secara umum, dilaporkan sekitar 7% - 28% populasi alergi terhadap nikel, dengan
perbandingan antara pria dan wanita 1:8.2,3 Menurut penelitian Rui, Bovenzi dan Prodi (2009) di
Italia, dermatitis kontak alergi nikel ini paling banyak dijumpai pada wanita dengan kelompok
usia antara 26-35 tahun, bila dibandingkan dengan kelompok usia muda (15-25 tahun) dan usia
tua (diatas 45 tahun).4
Maibach dan Menne (1989), melaporkan bahwa Nikel adalah penyebab
tersering dermatitis kontak pada beberapa negara.4
Sedangkan Boscolo (1999) melaporkan
bahwa pada Negara-negara industri, kira-kira 8-14% wanita dan 1-2% pria tersensitisasi oleh
nikel.5 Sedangkan pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Schubert dan Berova terhadap 8
klinik di 5 negara, didapatkan bahwa dermatitis kontak alergi nikel dijumpai sebanyak 176 kasus
(7,3%), dimana 19 kasus adalah pria dan sisanya sebanyak 157 kasus adalah wanita dan sebagian
besar kasus disebabkan karena pemakaian perhiasan imitasi (31,8%), jam tangan (23,3%) dan
kancing celana (3,4%).5
Di Jakarta sejak 10 tahun terakhir, nikel selalu menduduki peringkat teratas sebagai
penyebab dermatitis kontak yaitu ± sebesar 59%. Sedangkan di kota Medan, data yang didapat
dari penelitian sebelumnya tentang prevalensi dermatitis kontak nikel sejak tahun 1992 – 1994,
dijumpai bahwa nikel menduduki peringkat keempat sebagai penyebab dermatitis kontak alergi,
namun pada tahun 1997 nikel menduduki tempat teratas sebagai penyebab dermatitis kontak
alergi, yaitu sebesar 45%.6
Menurut penelitian yang dilakukan Roesyanto-Mahadi (1992) tentang alergen terbanyak
yang menjadi penyebab dermatitis kontak di RS. Dr. Pirngadi pada tahun 1991-1992 yang
dilakukan pada 114 penderita dengan sangkaan dermatitis kontak, didapatkan hasil nickel
sulphate 5% sebagai alergen penyebab dermatitis kontak terbanyak, yaitu sebanyak 26 pasien
(22,81%).7
Di RSUP H. Adam Malik Medan, berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medis
selama tahun 2000 terdapat 731 pasien baru di poliklinik alergi dan imunologi dimana 201
pasien (27,50%) menderita dermatitis kontak alergi. Dari bulan Januari hingga Juni 2001
terdapat 270 pasien dengan 64 pasien (23,70%) menderita dermatitis kontak. Sedangkan selama
bulan Juli 2009 – Oktober 2010 terdapat 905 pasien di poliklinik alergi dan imunologi, 714
pasien (78,8%) menderita dermatitis kontak alergi dan dari 36 pasien yang dilakukan uji tempel,
11 pasien positif terhadap alergi terhadap nikel.(data tidak dipublikasikan,Desember,2010) | en_US |