Show simple item record

dc.contributor.advisorMursin, Chairul M.
dc.contributor.advisorHarto, Soejat
dc.contributor.authorTandjung, Qadri Fauzi
dc.date.accessioned2021-07-15T03:47:01Z
dc.date.available2021-07-15T03:47:01Z
dc.date.issued2008
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/36210
dc.description.abstractBackground and objective: The main interest in general anesthesia is safety and the well being of patient, and one of its main factors is the stability of hemodynamic during induction. The drug of induction commonly used is Propofol, with Sevoflurane as an alternate drug of induction. The purpose of the trial is to find an alternate drug and technique for general anesthesia. Method: Randomized Clinical Trial Study on 52 patient men and women, 16 – 59 of age, physical state ASA I who underwent elective surgery with general anesthesia in General Hospital Pirngadi Medan. After meeting the inclusion and exclusion criteria, 52 patients that were selected are divided into two groups. Group 1 received anesthesia induction with Sevoflurane 8% + N2O 50% and group 2 received anesthesia induction with Propofol 2mg/kgBW iv. All patients received equal treatment with 2 cc/kgBW RL infusion preinduction and premedication an hour before induction with Petidine 1 mg/kgBW and Midazolam 0.05 mg/kgBW im. Preoxygenation with 100% oxygen was given for 5 minutes before induction. Blood pressure, heart rate, respiratory rate and oxygen saturation were observed as soon as induction took place. The length of induction is measured by counting from the first injection of induction till loss of eye lash reflects occurred. Blood pressure, heart rate, respiratory rate and oxygen saturation were assessed after the induction. Outcome: The induction time in Propofol group is slightly longer than Sevoflurane group (35.9 s; 32.2 sec), with no significant difference in statistical test. Blood pressure and heart rate in both groups has no significant difference (p>0.05) after induction and 1 patient have bradycardia after Propofol induction. Decrease in respiratory rate was found in both Sevoflurane group (13.8 ; SD 2.0) and Propofol group (12.3 ; SD 2.2) with a significant difference statistically (pen_US
dc.description.abstractLatar belakang dan tujuan : Perhatian utama pada anestesi umum adalah keamanan dan keselamatan pasien, dan salah satu faktor penentunya adalah kestabilan hemodinamik selama tindakan induksi anestesi dilakukan. Selama ini obat induksi yang sering digunakan adalah Propofol, ada pilihan lain yang dapat digunakan sebagai obat induksi yaitu Sevoflurane. Penelitian ini dibuat untuk mendapatkan alternatif (pilihan) obat dan tehnik induksi pada tindakan general anestesi. Metode : Penelitian randomized clinical trial pada 52 pasien laki – laki dan perempuan berumur 16 – 59 tahun PS ASA I yang akan menjalani pembedahan elektif dengan anestesi umum di RSU dr. Pirngadi Medan. Setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, pasien dibagi dalam 2 kelompok. 26 pasien mendapat induksi dengan Sevoflurane 8% + N2O 50% dan 26 pasien mendapat induksi dengan Propofol 2 mg/kg BB IV. Kedua kelompok mendapat perlakuan sama, diberi infus RL 2 cc / kg BB / jam sejak puasa dan 1 jam sebelum induksi dipremedikasi dengan Petidine 1 mg/ kg BB dan Midazolam 0,05 mg / kg BB intra muscular. Sebelum induksi diberikan pre oksigenasi dengan oksigen 100% selama 5’. Sesaat sebelum induksi, diukur dan dicatat tekanan darah, laju jantung, laju nafas dan saturasi oksigen. Lama induksi diukur dengan menghitung waktu sejak awal pemberian obat sampai hilangnya reflek bulu mata. Setelah induksi dinilai tekanan darah, laju jantung, laju nafas dan saturasi oksigen. Hasil : Waktu induksi sedikit lebih lama pada kelompok Propofol dibandingkan dengan kelompok Sevoflurane (35,9 vs 32,2 detik), dengan uji statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Didapat penurunan tekanan darah, laju jantung, setelah induksi pada kedua kelompok dengan uji statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p> 0,05) dan 1 orang mengalami bradikardi setelah induksi Propofol. Didapat penurunan laju nafas pada kelompok Sevoflurane (13,8; SD 2,0) dan kelompok Propofol (12,3; SD 2,2). Dengan uji statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p< 0,05) dan 1 orang mengalami batuk ringan sewaktu induksi Sevoflurane. Kejadian henti nafas setelah induksi lebih besar pada kelompok Propofol (15 (57,7%)) dibandingkan kelompok Sevoflurane (6 (23,1%)). Dengan uji statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p< 0,05). Saturasi oksigen setelah induksi pada kedua kelompok dipertahankan normal, dengan uji statistik tidak terdapat perbedaan bermakna (p> 0,05) Kesimpulan : waktu induksi sedikit lebih lama pada kelompok Propofol dibandingkan kelompok Sevoflurane. Hemodinamik yang relatif stabil pada kedua kelompok setelah induksi. Didapat penurunan laju nafas setelah induksi pada kedua kelompok dan 1 orang mengalami batuk ringan sewaktu induksi Sevoflurane. Henti nafas setelah induksi lebih besar pada kelompok Propofol, dibandingkan kelompok Sevoflurane. Saturasi oksigen setelah induksi pada kedua kelompok dipertahankan normal.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectSevofluraneen_US
dc.subjectPropofolen_US
dc.subjectObat Induksi Anestesien_US
dc.subjectHemodinamiken_US
dc.titlePerbandingan Sevoflurane 8% + N2o 50% dengan Propofol 2 Mg/Kg Bb Iv sebagai Obat Induksi Anestesi dalam Hal Kecepatan dan Perubahan Hemodinamiken_US
dc.typeThesisen_US
dc.description.pages96 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record