Pola Kuman pada Urin Penderita yang Menggunakan Karakter Uretra di Ruang Perawatan Intensif dan Bangsal Bedah
Abstract
Background : Several study demonstrate different microbiologic profile
catheter related UTI, changes with time and varies among hospitals and
among different locations in the same hospitals. Contributes to
antimicrobial resitance among pathogens causing nosocomial UTI.
Objektif : This study were to describe incidence and microbiologic profile
for acquiring UTI associated urethral catheter in the surgical ward and
intensive care unit
Methods : A surveillance cross sectional study was conducted among 40
subject in surgical ward and 40 subject in intensive care unit H. Adam
Malik Hospital Medan from March 2007 to June 2007. Urine cultures were
done after the first time of catheter insertion and 4 days in the
microbiologic laboratorium faculty of medicine North Sumatera University
Medan. Data was analyzed by Chi square test.
Results : There was 11 (27.5 %) subjects in surgical wards and 6 (15 %)
subjects in intensive care unit acquired UTI, it is statistically not significant
(p > 0.05). There was 7 species in surgical ward and 3 species in intensive
care unit. The most common microorganism isolated were Staphylococcus
epidermidis (35.2 %), Staphylococcus aureus (23.5 %) and Escherechia
coli (17.7 %). This study different from the others study had reported
Escherechia coli is the most common urinary pathogen. Altough, few study
reported Staphylococcus epidermidis infrequently causative urinary
pathogen, but Lin Su (2006) reported the opportunistic human pathogen
Staphylococcus epidermidis has become the most important cause of nosocomial infection in recent years. Its pathogenicity is mainly due to
ability to form biofilm formation on indwelling medical devices. The other
situations like contaminated or collecting system manipulation can also be
acquired.
Conclusions : surveillance evaluation of the microbial profile of UTI
associated urinary catheter can provide important information local trends
and shift in etiologi and antimicrobial resistens. Consequences
antimicrobial preparing appropriate microbial profile and furthermore may
decrease of morbidity, mortality, the costs and duration of hospital stay. Latar belakang : Pada beberapa studi terdapat perbedaan pola kuman
ISK yang terjadi akibat penggunaan kateter uretra dari suatu periode ke
periode , dari suatu rumahsakit dengan rumahsakit dan berbeda pada
suatu lokasi di rumahsakit. Hal ini berkaitan dengan resistensi obat-obat
antibiotika sehingga berbeda pula antibiotika yang harus disediakan.
Tujuan : Mengetahui angka kejadian ISK akibat pemakaian kateter uretra
pada penderita di ruang perawatan intensif dan bangsal bedah serta
mengetahui pola kumannya.
Metode : Penelitian cross sectional dilakukan pada 40 subjek penelitian
pada kelompok bangsal bedah dan 40 subjek penelitian diruang
perawatan intensif RSHAM Medan selama kurun waktu Maret 2007
sampai Juni 2007. Dilakukan pemeriksaan kultur urin subjek penelitian
dilaboratorium mikrobiologi FK USU pada hari pertama dan ke empat
paska pemakaian kateter uretra. Data dianalisa secara statistik dengan
Chi-square.
Hasil : Dijumpai 11 (27.5 %) subjek penelitian pada kelompok bangsal
bedah dan 6 (15 %) subjek penelitian pada kelompok ruang perawatan
intensif yang mengalami ISK, tetapi berdasarkan analisa statistik tidak
dijumpai perbedaan bermakna (p > 0.05). Diperlihatkan 7 spesies kuman
pada kelompok bangsal bedah dan 3 spesies kuman pada kelompok
ruang perawatan intensif. Penyebab ISK terbanyak adalah oleh
Staphylococcus epidermidis (35.2 %) diikuti oleh Staphylococcus aureus
(23.5 %) dan Escherechia coli (17.7 %). Hal ini berbeda dari beberapa penelitian lainnya dimana penyebab ISK terbanyak adalah oleh kuman
Escherechia coli. Meskipun Staphylococcus epidermidis pada beberapa
penelitian dalam persentase kecil, namun oleh Lin Su (2006) disebutkan
bahwa kemampuan Staphylococcus epidermidis membentuk formasi
biofilm telah menjadi penyebab penting infeksi nosokomial pada tahuntahun terakhir ini. Faktor lain kemungkinan oleh kontaminasi ataupun
manipulasi pada sistem penampungan urin.
Kesimpulan : Perlu dilakukan evaluasi pola kuman pada penderita yang
menggunakan kateter uretra agar memberikan informasi kecenderungan
perubahan ataupun pergeseran pola kuman sehingga penyediaan
antibiotika sesuai dengan pola kuman tersebut yang pada gilirannya dapat
menurunkan angka morbiditas, mortalitas, lama rawat dan biaya
perawatan.
Collections
- Master Theses [200]