Show simple item record

dc.contributor.authorJehan, Emir
dc.date.accessioned2021-07-15T06:50:04Z
dc.date.available2021-07-15T06:50:04Z
dc.date.issued2003
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/36329
dc.description.abstractAppendisitis akut merupakan kasus terbanyak dari akut abdomen, 1% dari semua kasus bedah, sangat jarang pada infant, insidens bertambah sesuai dengan umur, dengan puncak pada umur 10 – 30 tahun, ratio laki-laki dibandingkan dengan perempuan pada usia remaja 3:2 dan menjadi 1 :1 sesudah usia 25 tahun1.2 Diagnosa appendisitis akut masih sulit dan merupakan salah satu problem pada bidang bedah, angka negative appendectomy berkisar 20 – 35% 3 . Selama ini appendisitis akut berdasarkan anamnese, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yaitu hitung leukosit > 10.000/mm3 . dan hitung jenis leukosit dengan pergeseran kekiri yaitu peningkatan persentase neutrophil. 1-6,17. Namun sepertiga kasus (terutama orang tua) leukosit dan hitung jenis leukosit dalam batas normal ataupun peninggian leukosit dan persentase neuthrophil tidak dibanding lurus dengan keparahan appendisitis 1.3 Groonroors dan Groonroos menyatakan akurasi diagnosa appendisitis akut berdasarkan anamnese, nyeri McBurney dan leukositosis kurang dari 80%. 7 Untuk itu perlu adanya pemeriksaan laboratorium tambahan untuk menegakkan diagnosa appendisitis akut untuk menghindari appendektomy yang tidak perlu.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectC Reactive Proteinen_US
dc.subjectAppendisitis Akuten_US
dc.titlePeran C Reactive Protein dalam Menentukan Diagnosa Appendisitis Akuten_US
dc.typeThesisen_US
dc.description.pages9 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record