Gambaran pH Kulit Anak Penderita Leukemia yang Mendapat Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan

Abstract

Background: Leukemia is a growth of abnormal cells derived from the mutated bone marrow’ cells. One of the treatment for the disease is chemotherapy. There are many side effects and toxicity of chemotherapy can be seen on skin, adnexal, and mucous membranes. Increased potential hydrogen (pH) value on skin surface will disrupt the function of epidermal barrier defenses. Objective: To describe the pH of the skin in children with leukemia who received chemotherapy. Materials and methods: This study was an observational descriptive study with cross sectional design. This study was conducted from March until December 2016. 32 children with leukemia who treated at Haji Adam Malik General Hospital Medan were submitted. Skin pH was measured by a pH meter (skincheck, Hanna Instruments, HI 99181N, USA). Results: In this study, most patients have characteristics as follow 6-10 years old age group 12 (37.5%), male 12 (62.5%) and history of full term gestational age 29 (90.6%). Concomitant skin disease found in this study was alopecia 4 (12.5%), with ALL 27 (84.4%). The mean of skin pH in ALL patients was 6.28 ± 0.58, in CML is 5.9 ± 0, and in AML was 6.5 ± 0.50. The mean of skin pH in patients based on the length of chemotherapy phase were in 1-5 weeks group was 6.13 ± 0.49, in 6-10 weeks group was 6.13 ± 0.49, and in 11-15 weeks group was 7.12 ± 0.36. The mean of skin pH based on types of chemotherapy were as follow in 2 drugs regimens group is 5.98 ± 0.44, in four drugs regimen group is 6.28 ± 0.55, and in 6 drugs regimen group is 6.63 ± 0.56 Conclusion: The highest mean of skin pH were obtained in AML group,11-15 weeks length of chemotherapy and group with 6 drugs regimen.

Latar Belakang: Leukemia merupakan pertumbuhan sel-sel abnormal yang berasal dari hasil mutasi sel normal pada sumsum tulang. Salah satu tatalaksana penyakit ini adalah kemoterapi. Banyak efek samping dan toksisitas dari kemoterapi yang dapat dilihat pada kulit, adneksa, dan membran mukosa pasien yang menjalani kemoterapi. Peningkatan nilai pH permukaan kulit akan mengganggu fungsi pertahanan sawar epidermal. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran pH kulit pada anak penderita leukemia yang mendapat kemoterapi. Bahan dan metode: Penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional) terhadap 32 orang anak pasien leukemia yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik, Medan dimulai sejak bulan Maret 2016-Desember 2016. pH diukur dengan menggunakan pH meter (skincheck, Hanna Instruments, HI 99181N, USA). Hasil: Distribusi sampel menurut usia terbanyak adalah usia 6-10 tahun yaitu sebanyak 12 orang (37,5%), menurut jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 20 orang (62,5%), menurut masa gestasi terbanyak adalah riwayat lahir aterm, yaitu 29 orang (90,6%), menurut penyakit kulit penyerta terbanyak adalah alopesia dengan jumlah 4 orang (12,5%), menurut tipe leukemia terbanyak adalah tipe ALL dengan jumlah penderita 27 orang (84,4%), rata-rata distribusi pH kulit pada ALL 6,28±0,58, pada CML 5,9±0, dan pada AML 6,5±0,50, rata-rata distribusi pH kulit pada penggunaan kemoterapi fase 1-5 minggu 6,13±0,49, pada fase 6-10 minggu 6,13±0,49, dan pada fase 11-15 minggu 7,12±0,36, rata-rata distribusi pH kulit pada jenis kemoterapi 2 obat 5,98±0,44, pada jenis 4 obat 6,28±0,55, dan pada jenis 6 obat adalah 6,63±0,56 Kesimpulan: Nilai rata-rata pH kulit paling tinggi didapatkan pada jenis leukemia AML, penggunaan kemoterapi fase 11-15 minggu dan penggunaan 6 jenis obat.