Show simple item record

dc.contributor.advisorBietra Buchari, Frank
dc.contributor.advisorTarigan, Utama A.
dc.contributor.authorFuadi, Said
dc.date.accessioned2021-07-21T02:16:17Z
dc.date.available2021-07-21T02:16:17Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/36855
dc.description.abstractBackground : Keloid is a manifestation of wound healing with imbalance syntesize and collagen degradation. Abnormal scar will grow through to the edge of wound then feeling itchy and needle-like pain. The common cause of keloid is continously overproduced of collagen, remodelling defect in cells and extracelluler matrix, overform of infiltration cells, and deficit of elastic tissue due to increase of fibroblast metabolic activity. Keloid has component which contain collagen, fibronectin and glycosaminoglycan. Of all lession, Nacetylgalactosamine is the most common glycosaminoglycan. Antigen A contain a Nacetylgalactosaminyltransferase which form of blood type A and AB. Objective : The aim of the study to determine blood types which have keloid risk post wound at RSUP H.Adam Malik Medan. Method : This study was a descriptive study which descripted the phenomenon included risk factor , effect, or result. This study used 33 people as as sample, that represented post-wound keloid patients at Plastic Surgery Clinic H.Adam Malik Hospital. Data was collected by blood type from anamnesis or Finger Prick Method. Result : In this study blood type B was the most common keloid post-wound with 54.5 % and blood type A 24.2 %, blood type O 12.1 % and bllod type AB 9.1 %. Conclusion: In this study blood type B was the most common keloid post-wound with54.5%.en_US
dc.description.abstractLatar belakang : Keloid adalah manifestasi dari penyembuhan luka dengan sintesis dan degradasi kolagen yang tidak seimbang. Jaringan parut abnormal ini akan tumbuh melewati batas tepi luka disertai gatal dan bahkan rasa nyeri yang mengganggu. Faktor utama penyebab keloid adalah produksi kolagen yang terus-menerus, defek remodelling pada struktur sel dan matriks ekstraselular, pembentukan sel-sel infiltrasi yang berlebihan,dan kurangnya jaringan elastis akibat peningkatan aktivitas metabolik fibroblast. Keloid mengandung kolagen,fibronektin, dan glikosaminoglikan sebagai komponen penyusunnya. Jenis glikosaminoglikan yang terbanyak pada jaringan luka adalah N-asetilgalaktosamin. Enzim N-asetilgalaktosaminiltransferase terkandung dalam antigen A yang menyusun golongan darah A dan AB. Tujuan : Untuk mendapatkan distribusi golongan darah yang memiliki risiko terbesar timbulnya keloid pasca luka di RSUP H.Adam Malik Medan. Desain Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yaitu suatu penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan,baik yang berupa faktor risiko maupun efek atau hasil. Metode : Besar sampel yang digunakan adalah 33 orang, yang mewakili pasien keloid pasca luka yang datang ke Poliklinik Bedah Plastik RSUP H.Adam Malik Medan, yang memenuhi kriteria inklusi. Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penentuan golongan darah dengan anamnesis atau Finger Prick Method. Hasil : Pada penelitian ini golongan darah penderita yang terbanyak terjadi keloid adalah golongan darah B yaitu sebanyak 54,5 % disusul golongan darah A 24,2 %, golongan darah O sebanyak 12,1 % dan golongan darah AB sebanyak 9,1 %. Kesimpulan : Pada penelitian ini didapatkan penderita golongan darah yang terbanyak menimbulkan keloid adalah golongan darah B yaitu sebanyak 54,5 %.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectkeloid,en_US
dc.subjectFinger Prick Method,en_US
dc.subjectboold typeen_US
dc.titleKejadian Keloid Menurut Golongan Darah pada Pasien Pasca Luka di RSUP H.Adam Malik Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM107102009
dc.description.pages60 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record