• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Medicine
    • Department of Anesthesiology
    • Master Theses
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Medicine
    • Department of Anesthesiology
    • Master Theses
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Perbandingan Masa Kerja Analgesia Bupivakain Hiperbarik 0,5% 10 mg dan Adjuvan Klonidin 30 mcg - Morfin 50 mcg dengan Adjuvan Morfin 100 mcg Intratekal Menggunakan Nilai Visual Analogue Scale (VAS) pada Bedah Sesar

    View/Open
    107114005.pdf (3.905Mb)
    Date
    2015
    Author
    Antomy, Benni
    Advisor(s)
    Mursin, Chairul
    Ihsan, Muhammad
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Background : intrathecal anesthesia is the best choice in caesarean section in consideration of lower maternal and infant morbidity and mortality rate than in general anesthesia. To minimize side effects caused by local anesthetic agents which would harm patient ,we used low dose of local anesthetic agents, adjuvant intrathecal opioids and adjuvant a2 adrenergic agonists, which enable to gain adequate spinal anesthesia and longer time of duration of postoperative analgesia with minimum side effect. Synergistic effect between local anesthetic agents with opioids and a2 adrenergic agonists intrathecal may elongate duration of postoperative analgesia and minimize side effects. Objective: To acquire adjuvant intrathecal anesthetic agents in cesarian surgery with longer time of work in post operative and minimum side effect, and to observe the hemodynamic characteristic, onset of action and duration of analgesia and the side effect between addition of 30mcg intrathecal clonidine – 50 mcg morphine or 100 mcg morphine with hyperbaric Bupivacain 0.5% Methods : This study designed with double-blinded randomized clinical trial. After gaining permission from the Ethic Committee of Medical Faculty, University of North Sumatra, 66 person is collected as samples. The inclusion criterias are pregnant women age 20-40 and PS-ASA 1-2 undergone elective cesarean surgery with intrathecal anesthesia. Samples are divided into 2 groups, each of consists 33 person. Group A is given 10 mg hyperbaric Bupivacain 0.5% with 30mcg clonidine- 50 mcg morphine and group B is given 10 mg hyperbaric Bupivacain 0.5% with 100 mcg morphine. The hemodynamic characteristic, onset of action, duration postoperative analgesia and side effect will be recorded in this study. Time needed to gain sensory block in Th6 (which is evaluated by pinprick test) after the administration of drug is recorded as onset of action and duration of analgesia is recorded as time needed between administration of drug and reaching of VAS > 3. Data of the research is analyzed with T-Independent Test, Mann-Whitney test and Chi-square Test with confidence interval (CI) of 95% (p < 0,05, said to be statistically siginificant.) Results:Researcher has found a statistically significant difference among duration of analgesia in group which is given 30 mcgc clonidine- 50 mcg morphine is 10.33 +/- 1.92 hours and group which is given 100 mcg morphine is 7.42 +/- 1.35 hours and differs significantly with onset of action which is differs unsignificantly. Hypotension, nausea and vomiting, pruritus, differs unsignificantly between the two groups, meanwhile the bradycardia, sedation, and respiratory depression is not seen in both group. Perioperative hemodynamic and 24 hours post surgery is relatively stabile and differs insignificantly Conclusion: Combination of 30 mcg clonidine- 50 mcg morpine as adjuvant in intrathecal anesthesia with 10 mg hyperbaric bupivacaine 0.5% has a good outcome because it has longer duration of analgesia and minimum side effect, and stabile hemodynamic condition without endangering the mother and infant.
     
    Latar Belakang: Anestesi intratekal merupakan pilihan yang terbaik pada bedah sesar oleh karena angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi yang lebih rendah dibandingkan anestesi umum. Untuk mengurangi efek samping akibat zat anestesi lokal yang merugikan pasien maka digunakan kombinasi dosis rendah obat anestesi lokal, opioid intratekal dan α2 adrenergik agonis yang memungkinkan untuk memperoleh anestesi spinal yang adekuat dan lama kerja analgesia paska bedah yang panjang dengan kejadian efek samping yang minimal. Efek sinergistik antara obat anestesi lokal dengan opioid maupun α2 adrenergik agonis intratekal dapat memperpanjang lama kerja analgesia paska bedah dengan efek sampaing yang minimal. Tujuan: Untuk mendapatkan adjuvan obat anestesi intratekal pada bedah sesar dengan lama kerja analgesia paska bedah yang panjang dan efek samping yang minimal serta untuk meneliti karakteristik hemodinamik, mula kerja dan lama kerja analgesia serta efek samping antara penambahan intratekal klonidin 30 mcg – morfin 50 mcg atau morfin 100 mcg dengan 10 mg Bupivakain hiperbarik 0,5%. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji klinis acak tersamar ganda. Setelah diperoleh persetujuan dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Medan, dikumpulkan 66 sampel penelitian, perempuan hamil,usia 20-40 tahun, PS-ASA 1-2 yang akan dilakukan bedah sesar elektif dengan menggunakan teknik anestesi intratekal. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, setiap kelompok terdiri dari 33 sampel. Kelompok A mendapat 10 mg Bupivakain hiperbarik 0,5% ditambah klonidin 30 mcg – morfin 50 mcg dan kelompok B mendapatkan 10 mg Bupivakain hiperbarik 0,5% ditambah morfin 100 mcg. Karakteristik hemodinamik, mula kerja, lama kerja analgesia paska bedah sesar dan efek samping obat dicatat dalam penelitian ini. Waktu yang diperlukan untuk mencapai level blok sensorik hingga mencapai Th6 yang dinilai dengan tes pinprick setelah penyuntikan obat secara intratekal dicatat sebagai mula kerja obat, dan lama kerja analgesia paska bedah dicatat sebagai waktu yang dibutuhkan dari penyuntikkan obat intratekal sampai tercapainya VAS > 3. Data hasil penelitian diuji dengan uji-T-Independent, uji Mann-Whitney, dan Chi-kuadrat. dengan tingkat kemaknaan 95% (p < 0,05, dikatakan bermakna secara statistik). Hasil :Peneliti menjumpai adanya perbedaan yang bermakna secara statistik terhadap lama kerja analgesia paska bedah sesar pada kelompok adjuvan klonidin 30 mcg – morfin 50 mcg 10.33±1.92 jam dibandingkan kelompok adjuvan morfin 100 mcg 7.42±1.35 jam dan berbeda bermakna secara statistik dengan mula kerja yang berbeda tidak bermakna secara statistik. Efek samping hipotensi, mual muntah, dan pruritus berbeda tidak bermakna pada kedua kelompok, sedangkan efek samping bradikardi, sedasi dan depressi pernafasan tidak dijumpai pada kedua kelompok pasien. Hemodinamik perioperatif dan 24 jam paska bedah relatif stabil dan berbeda tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan: Kombinasi adjuvan klonidin 30 mcg – morfin 50 mcg adalah adjuvan anestesi intratekal bupivakain hiperbarik 0.5% 10 mg yang baik karena memiliki lama kerja analgesia paska bedah yang panjang dengan efek samping obat yang sangat minimal, serta kondisi hemodinamik yang stabil tanpa menimbulkan bahaya bagi ibu dan bayi.

    URI
    http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/37135
    Collections
    • Master Theses [164]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV