Kajian Tata Guna Lahan pada Pusat Kota Pamatang Raya Ibukota Kabupaten Simalungun
View/ Open
Date
2014Author
Damanik, Hotbinson
Advisor(s)
Salleh, Abdul Ghani
Bahri, Samsul
Metadata
Show full item recordAbstract
The increase in the development of Pematang Raya as the capital of
Simalungun District is followed by the demand for land area which can accommodate
people’s activities, especially the need for offices, settlement, and commercial and
service area. This condition has brought about the increase in land use which is
initialized by the movement of the capital of Simalungun District from
Pematangsiantar to Pematang Raya.
Pematang Raya as the capital of Simalungun District has experienced
population rapid growth and urban activities which bring about the development of
land use and the need for urban service for people’s activities. Various urban
activities grow in the linear town center following the main street. The activities
which developed in this main street tend to be commercial and service activities
which are paid attention by the government and make it to be commercial and service
area.
The problem of the research was how about the condition of the land use and
what factors which influenced it on the corridor of the main street at Pematang Raya
as the center of the urban economic activities and regional service. As the time
passed, the change had showed the change in function, from consumptive factor to
productive function.
The objective of the research was to analyze some factors which influenced
the change of land use on the corridor of the main street by identifying the
development of the economic activities, identifying the change in land use, and
analyzing some factors which influenced the change.
The result of the research showed that town center had experienced the shift
of function which was influenced by external factors such as the District
Administration offices, commercial and service activities, and government policy
program. The internal factor also influenced the change related to the development
and the service level of facility and infrastructure and town utility, and the
availability of land and town facilities. It is recommended that planning, utility, and
control of the policy in using land should be paid attention to in using the land so that
all potencies and problems can be anticipated as early as possible. Peningkatan pembangunan pada wilayah Kota Pamatang Raya Ibukota
Kabupaten Simalungun diikuti dengan adanya tuntutan akan kebutuhan lahan guna
menampung aktivitas masyarakat, diantaranya kebutuhan lahan untuk perkantoran,
permukiman, perdagangan dan jasa. Hal tersebut mengakibatkan bertambahnya lahan
terbangun, dimana pertambahan lahan terbangun diawali dengan pindahnya ibukota
Kabupaten Simalungun dari Pematangsiantar ke Pamatang Raya.
Kota Pamatang Raya sebagai Ibukota Kabupaten Simalungun mengalami
pertumbuhan penduduk yang pesat dan aktivitas kota yang meningkat yang
menyebabkan perkembangan guna lahan serta tingginya kebutuhan pelayanan
perkotaan bagi masyarakat yang beraktifitas di kota tersebut. Berbagai pelayanan
perkotaan tumbuh di pusat kota yang berbentuk linear mengikuti ruas jalan utama
kota. Aktivitas yang berkembang diruas ini cenderung mengarah kepada aktivitas
perdagangan dan jasa yang kemudian disikapi pemerintah dengan menjadikannya
kawasan perdagangan dan jasa.
Bagaimana kondisi tata guna lahan dan faktor-faktor apa yang
mempengaruhinya pada koridor jalan protokol Kota Pamatang Raya sebagai pusat
aktifitas perekonomian kota dan pelayanan regional? Sejalan dengan waktu
perubahan yang terjadi telah menunjukkan perubahan fungsi dari fungsi konsumtif ke
fungsi yang lebih produktif.
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan penggunaan lahan pada koridor jalan protokol. Sasaran
yang akan ditempuh adalah mengidentifikasi perkembangan aktifitas perekonomian,
mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut.
Hasil studi yang diperoleh menunjukkan bahwa pusat kota telah mengalami
pergeseran fungsi yang dipengaruhi adanya faktor eksternal berupa aktifitas kantor
pusat pemerintahan tingkat kabupaten, aktifitas perdagangan dan jasa dan program
kebijakan pemerintah. Faktor internal yang juga turut mempengaruhi perubahan ini
terkait dengan perkembangan dan tingkat pelayanan sarana prasarana serta utilitas
kota dan ketersediaan lahan serta fasilitas perkotaan. Hasil ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai masukan dalam perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
kebijaksanaan dalam pemanfaatan lahan sehingga segala potensi dan permasalahan
dapat diantisipasi sedini mungkin.
Collections
- Master Theses [254]