Preferensi Politik Pemilih Pemula pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 (Studi pada Mahasiswa Tingkat I Jurusan Ilmu Politik Fisip Usu)
View/ Open
Date
2014Author
Mauliza, Rizky
Advisor(s)
Kusmanto, Heri
Nasution, Muhammad Arifin
Metadata
Show full item recordAbstract
Voters have different characteristics with older people in general. Voters tend to
be critical, self-contained, independent and are not satisfied with the establishment, pro change and so on. The characteristics condusive to building a community of intelligent
voters in the general election voters have rational consideration in determining his
choice. For example, because the integrity of the political party leaders nominated, track
record or work programs are offered. Because it has not had experience in presidential
elections, voters need to know and understand the various matters related to the election
is held, what are the stages of the election, anyone who is eligible to participate in the
elections, how the procedures for exercising the right to vote in elections and so on. The
aim of this study was to obtain regarding the preferences of voters on freshman political
science faculty of social science and political science university in north sumatra were
obtained by distributing questionnaires on a sample of 100 college students. Or her based
on this study hope that the voters still can maintain their political participation which is
quite a big role in the 2014 elections with a percentage of 30% is registered in the
electoral commission, so that when the quota rights of voters can be run by continuing to
participate at this stage then democracy will be able to bring the era of Indonesian
democracy at this stage of the better later on, of course it would be better anyway when
voters can choose intelligently based sciences that have been obtained and supported
with good ethics is also based on conscience and integrity in the absence of negative
things from those who play with a sense of cheating. Pemilih pemula memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang-orang tua
pada umumnya. Pemilih pemula cenderung kritis, mandiri, independen serta tidak puas
dengan kemapanan, pro perubahan dan sebagainya. Karakteristrik itu cukup kondusif
untuk membangun komunitas pemilih cerdas dalam pemilu yakni pemilih yang memiliki
pertimbangan rasional dalam menentukan pilihannya. Misalnya karena integritas tokoh
yang dicalonkan partai politik, track record atau program kerja yang ditawarkan. Karena
belum punya pengalaman memilih dalam pemilu, pemilih pemula perlu mengetahui dan
memahami berbagai hal yang terkait dengan pemilu. Misalnya untuk apa pemilu
diselenggarakan, apa saja tahapan pemilu, siapa saja yang boleh ikut serta dalam pemilu,
bagaimana tata cara menggunakan hak pilih dalam pemilu dan sebagainya. Penilitian ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai preferensi dari pemilih pemula pada
mahasiswa tingkat I Ilmu Politik Fisip USU yang didapat melalui penyebaran quisioner
atas sampel sebanyak 100 mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian ini harapannya
agar para pemilih pemula tetap dapat mempertahankan partisipasi politiknya yang
memang tergolong memegang peran yang besar dengan presentase pada pemilu 2014
sebanyak 30% lebih yang telah terdaftar di KPU, sehingga ketika kuota hak pemilih
pemula ini dapat dijalankan dengan terus berpartisipasi pada pentas demokrasi maka ini
akan dapat membawa era demokrasi Indonesia pada tahap yang lebih baik nantinya,
tentunya hal itu akan lebih baik pula ketika pemilih pemula dapat memilih dengan cerdas
berdasarkan ilmu-ilmu yang telah didapatkan serta didukung dengan etika yang baik pula
berdasarkan hati nurani dan integritas tanpa adanya hal-hal negatif dari pihak-pihak yang
bermain dengan rasa kecurangan.