Upaya Pemerintah Daerah dalam Pembinaan Olahraga Cabang Sepakbola di Kota Medan
View/ Open
Date
2014Author
Syafi’i, Ricky Fahreza
Advisor(s)
Harahap, R. Hamdani
Suriadi, Agus
Metadata
Show full item recordAbstract
Sports coaching is one of the elements of success, is also one of the growth
areas forming force. Development and community effort involving sports will
achieve success more effective and more productive. The responsibility of the
local government to continue to encourage and optimize the potential of society in
the area of regional development authority in order to work well, both in the
social and economic aspects of political development. In the focus of the present
study, researchers will be more focused on social development as one of the focus
areas of regional development by elevating the sport of soccer as a potential
community that should receive close attention from the local government of
Medan. This type of research is that the authors use a descriptive type of research
that is intended to give an overview of the condition and the face of football in the
city of Medan and then examine and analyze in depth the related efforts of what
has been done by the Government of Medan in community development in the
field of sports, especially football. This research was conducted using in-depth
interview technique using "interview guide" the interview guide containing
questions about the participation of the government of Medan in supporting
quality improvement of sports, especially football and policies related to
improving the quality of sport and its application in improving the quality of
human resources. The results showed that the sport of soccer coaching efforts
undertaken by the government of Medan considered still not up to where the
coaching is done still focusing on all sports available and given budgetary funds
should also be shared with other sports. In addition, the existing infrastructure in
sports coaching soccer fields in the city have not meet appropriate standards.
Including the lack of standardization of the curriculum for sport coaching
programs. Pembinaan Olahraga merupakan salah satu unsur keberhasilan, juga
merupakan salah satu kekuatan pembentuk pertumbuhan daerah. Pembangunan
yang melibatkan upaya serta masyarakat olahraga akan mencapai keberhasilan
yang lebih efektif dan lebih produktif. Menjadi tanggung jawab pemerintah daerah
untuk senantiasa mendorong dan mengoptimalkan potensi-potensi dalam
masyarakat dalam wilayah otoritasnya agar pembangunan daerah dapat berhasil
dengan baik, baik dalam aspek pembangunan ekonomi sosial maupun politik.
Dalam fokus penelitian kali ini, peneliti akan lebih menitikberatkan pada
pembangunan sosial sebagai salah satu fokus pembangunan daerah dengan
mengangkat bidang olahraga sepak bola sebagai potensi masyarakat yang harus
mendapat perhatian mendalam dari pemerintah daerah Kota Medan. Tipe
Penelitian ini penulis menggunakan tipe deskriptif yaitu suatu penelitian yang
dimaksudkan untuk memberi suatu gambaran kondisi dan wajah sepakbola
yang ada di Kota Medan dan kemudian menelaah dan menganalisis secara
mendalam berkaitan upaya apa saja yang telah dilakukan oleh Pemerintah
Kota Medan dalam pembinaan masyarakat dibidang olahraga, khususnya
sepakbola. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan teknik wawancara
mendalam menggunakan “interview guide” yakni pedoman wawancara yang
berisikan pertanyaan seputar partisipasi pemerintah Kota Medan dalam
mendukung peningkatan kualitas olahraga, khususnya sepakbola dan kebijakan
yang berkaitan dengan peningkatan kualitas olahraga serta penerapannya dalam
meningkatkan kualitas SDM. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa upaya
pembinaan olahraga sepak bola yang dilakukan oleh pemerintah Kota Medan
dianggap masih belum maksimal dimana pembinaan yang dilakukan masih
berfokus kepada seluruh cabang olahraga yang ada dan anggaran dana yang
diberikan juga harus dibagi kepada cabang olahraga yang lain. Di samping itu
sarana dan prasarana yang ada dalam pembinaan olahraga sepak bola di kota
medan juga belum memenuhi standard yang sesuai. Termasuk tidak adanya
kurikulum untuk standarisasi program pembinaan olahraga sepakbola.