Pengembangan Konsep Pemukiman Berkelanjutan (Studi Kasus di Pemukiman Kumuh Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe)
View/ Open
Date
2011Author
Dewi, Risna
Advisor(s)
Harahap, R. Hamdani
Thamrin, Husni
Metadata
Show full item recordAbstract
The city of Lhokseumawe partially used for residential needs. Needs housing
and residential infrastructure is increasing with the growing population. Slums tend
to issue residence status and problems of settlements as a place to live that have
quality below the minimum standard in an unhealthy environment and is not
supported by city services such as drinking water, sanitation, drainage (culverts),
pedestrian paths and roads emergency access. For now a major concern of the
shanty town of Lhokseumawe city government.
This study formulated the problem of how to profile the social, economic and
environmental slums in the Village District Pusong Lhokseumawe Banda Sakti and
how sustainable development concepts in slum settlements Gampong Pusong District
Lhokseumawe Banda Sakti. This study used a qualitative approach with descriptive
methods. Techniques of collecting data through direct observation, in-depth
interviews, questionnaires, focus group discussions, and documentation.
The results showed that the profile of social, economic, environmental slums
in Gampong Pusong Banda Sakti subdistrict yet toward sustainable development.
Total all good indicators of social, economic and environment has a low inclination.
Development of the concept of good settlement by authors is the utilization of
sustainable marine-based society by developing the concept of Minapolitan.It is
recommended to the city of Lhokseumawe to be more committed and serious for the
handling of slums in Gampong Pusong. For the settlers carried out the reduction rate
of population growth Pusong region. This can be done by limiting the number of
people who enter and stay in the region. Necessary to improve policing in Gampong
Pusong plot land through land consolidation. Need for the government's desire began
to Village, District until the City to work with communities in improving the quality of
the environment through environmentally sustainable community development. Kota Lhokseumawe sebagian besar dimanfaatkan untuk kebutuhan
pemukiman. Kebutuhan perumahan dan sarana prasarana pemukiman semakin
meningkat dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah. Permukiman kumuh
cenderung dengan permasalahan status kependudukan dan masalah permukiman
sebagai tempat tinggal yang mempunyai kualitas di bawah standar minimal dalam
lingkungan yang kurang sehat dan tidak didukung oleh jasa pelayanan kota seperti
air minum, sanitasi, drainase (gorong-gorong), jalur pejalan kaki dan jalan akses
darurat. Untuk saat ini
Penelitian ini merumuskan masalah bagaimana profil kondisi sosial, ekonomi
dan lingkungan pemukiman kumuh di Gampong Pusong Kecamatan Banda Sakti
Kota Lhokseumawe dan bagaimana pengembangan konsep pemukiman berkelanjutan
di pemukiman kumuh Gampong Pusong Kecamatan Banda Sakti Kota
Lhokseumawe. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif.
pemukiman kumuh menjadi perhatian utama pemerintah kota
Lhokseumawe.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tehnik pengumpulan data melalui observasi langsung, wawancara
mendalam, kuesioner, fokus group diskusi, dan dokumentasi.
profil kondisi sosial, ekonomi,
lingkungan pemukiman kumuh di Gampong Pusong Kecamatan Banda Sakti belum
menuju kepada pembangunan berkelanjutan. Total semua indikator baik dari aspek
sosial, ekonomi dan lingkungan mempunyai kecenderungan rendah. Pengembangan
konsep pemukiman yang baik menurut penulis adalah pemanfaatan potensi laut yang
berkelanjutan berbasis masyarakat dengan mengembangkan konsep minapolitan.
Disarankan kepada pemerintah kota Lhokseumawe agar lebih berkomitmen dan
serius untuk penanganan pemukiman kumuh di Gampong Pusong. Untuk penduduk
pendatang dilakukan pengurangan laju pertumbuhan penduduk dikawasan Pusong.
Hal ini dapat dilakukan dengan pembatasan jumlah penduduk yang masuk dan
tinggal di kawasan tersebut. Perlu dilakukan peningkatan penertiban perpetakan lahan
di Gampong Pusong melalui konsolidasi tanah. Perlu adanya keinginan pemerintah
mulai Gampong, Kecamatan sampai tingkat Kota untuk bekerja sama dengan
masyarakat dalam meningkatkan kualitas lingkungan melalui bina lingkungan
berkelanjutan