Hubungan Distorsi Terminal Qrs dengan Derajat Keparahan Lesi Arteri Koroner yang Dinilai dengan Skor Syntax pada Pasien Infark Miokard Akut dengan Elevasi Segmen ST (IMAEST) di RSUP Haji Adam Malik
View/ Open
Date
2021Author
Siagian, Welliyani Ivana Flora
Advisor(s)
Akbar, Nizam Zikri
Nafiah, Ali
Metadata
Show full item recordAbstract
Objective: STEMI is still the leading cause of death in the world. Many studies on electrocardiography (ECG) can play a role in diagnosing and also determining the prognosis of acute myocardial infarction. The Sclarovsky-Birnbaum Ischemia Grading (SB-IG) algorithm classifies 3 degrees of ischemia, namely grade I (G1I), grade II (G2I), and grade III (G3I). This study aimed to determine the relationship between QRS terminal distortion (G3I) and the severity of coronary artery lesions as measured by the Syntax score in IMAEST patients undergoing coronary angiography at H. Adam Malik General Hospital.
Methods: This study is an ambispective cohort study from January 2020 to February 2021. There were 112 patients diagnosed with STEMI with an onset of under 24 hours and underwent coronary angiography during their stay at the Integrated Heart Center H. Adam Malik Hospital. Each variable will be calculated with a p value <0.05 is considered statistically significant.
Results: There were 112 people consisting of 100 (89.3%) male and 12 (10.7%) female. This study found a significant difference in Syntax scores between the distorted group compared to the group without QRS terminal distortion, with score 27 (7-36) vs 15 (6-29) and p value <0.001. The OR value of QRS terminal distortion in this study was 5,576 (CI 95%; 2,418-12,859). The calculation of sensitivity, specificity, PPV, and NPV values in this study were 59.3, 79.3, 72.7, and 67.6%, respectively.
Conclusion : The QRS terminal distortion has a relationship with the severity of coronary artery lesions as measured by Syntax score. Tujuan : IMAEST masih merupakan penyebab kematian utama di dunia. Banyak penelitian tentang elektrokardiografi (EKG) yang dapat berperan untuk mendiagnosa dan juga menentukan prognosis pada infark miokard akut. Algoritme Sclarovsky-Birnbaum Ischemia Grading (SB-IG) mengklasifikasikan 3 derajat iskemia yaitu derajat I (G1I), derajat II (G2I), dan derajat III (G3I). Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan antara distorsi terminal QRS (G3I) dengan derajat keparahan lesi arteri koroner yang dinilai dengan skor Syntax pada pasien IMAEST yang menjalani angiografi koroner di RSUP H. Adam Malik.
Metode : Penelitian ini merupakan suatu studi kohort ambispektif mulai Januari 2020 sampai Februari 2021. Jumlah sampel sebanyak 112 orang pasien yang didiagnosis dengan IMAEST dengan onset di bawah 24 jam serta menjalani angiografi koroner selama masa rawatan di Pusat Jantung Terpadu RSUP H.Adam Malik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Masing-masing variabel akan dihitung nilai p, dengan nilai p <0,05 dianggap signifikan secara statistik.
Hasil : Subyek penelitian sebanyak 112 orang yang terdiri dari 100 orang (89.3%) laki-laki dan 12 orang (10.7%) perempuan. Penelitian ini mendapatkan perbedaan signifikan skor Syntax antara kelompok dengan distorsi dibandingkan dengan kelompok tanpa distorsi terminal QRS, yaitu skor 27 (7-36) vs 15 (6-29) dengan nilai p<0.001. Nilai OR distorsi terminal QRS pada penelitian ini ialah 5.576 (IK95%; 2.418-12.859). Perhitungan nilai sensitivitas, spesifisitas, NPP, dan NPN pada penelitian ini ialah 59.3, 79.3, 72.7, dan 67.6% secara berurutan.
Kesimpulan : Gambaran distorsi terminal QRS dan fraksi ejeksi pada pasien IMAEST memiliki hubungan dengan derajat keparahan lesi arteri koroner yang dinilai dengan skor Syntax.
Collections
- Master Theses [96]