dc.contributor.advisor | Dhanu, Rusli | |
dc.contributor.advisor | Fitri, Fasihah Irfani | |
dc.contributor.author | Hudi, Ishana Safira | |
dc.date.accessioned | 2021-08-03T04:37:13Z | |
dc.date.available | 2021-08-03T04:37:13Z | |
dc.date.issued | 2016 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/38948 | |
dc.description.abstract | Background: There is a thought that study about the relationship of sleep disorders and blood pressure on the risk of dementia is an important thing to predict dementia in elderly.
Purpose: The aim of this study was to to assess the relationship of sleep disorders and blood pressure on the risk of dementia
Method: This was a cross sectional study of 82 elderly subjects that consisted of 41 subjects with dementia and 41 subjects without dementia. The assessment of sleep disorders using a sleep scale from the Medical Outcome Study and measurement of blood pressure using a sphygmomanometer.
Results: Of the 82 subjects of these study, 27 were males (32.9%) and 55 (67.1%) were females. The largest age group was 61-80 years (62 subjects, 75.6%). The largest number of educational level was senior high school (57 subjects, 69,5%). From the sleep scale items, 'Do not get the amount of sleep you need' have a risk effect (PR=1,479;CI 95%=1,077-2,637; p=0,042) to develop dementia. Higher blood pressure (≥ 140/90 mmHg) have no risk effect (PR=1,070;CI 95%=0,652-1,754; p=0,794) to develop dementia.
Conclussion: From this study, 'Do not get the amount of sleep you need' have a risk effect to develop dementia. | en_US |
dc.description.abstract | Latar Belakang : Telah muncul suatu pemikiran bahwa mempelajari hubungan gangguan tidur dan tekanan darah terhadap risiko kejadian demensia adalah suatu hal yang penting untuk dapat membantu memprediksi demensia pada lanjut usia.
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah menilai hubungan gangguan tidur dan tekanan darah terhadap risiko kejadian demensia.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional terhadap 82 subjek lanjut usia yang terdiri dari 41 subjek demensia dan 41 subjek tanpa demensia. Penilaian gangguan tidur dilakukan dengan menggunakan skala tidur the Medical Outcome Study dan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter air raksa.
Hasil : Dari 82 orang subjek penelitian, didapatkan laki – laki sebanyak 27 orang (32,9%) dan perempuan sebanyak 55 orang (67,1%). Dengan rentang usia 61 - 93 tahun, dimana kelompok usia yang terbanyak adalah 61-80 tahun yaitu sebanyak 62 orang (75,6%). Tingkat pedidikan yang paling banyak jumlah subjeknya adalah tingkat SMA yaitu sebanyak 57 orang (69,5%). Berdasarkan skala tidur, ‘tidak mendapatkan tidur yang dibutuhkan’ mempunyai efek risiko (PR=1,479;CI 95%=1,077-2,637; p=0,042) terhadap terjadinya demensia. Tekanan darah yang tinggi yaitu ≥ 140/90 mmHg tidak mempunyai efek risiko (PR=1,070;CI 95%=0,652-1,754; p=0,794) terhadap terjadinya demensia.
Kesimpulan : Dari penelitian ini, didapati bahwa ‘tidak mendapatkan tidur yang dibutuhkan’ mempunyai efek risiko terhadap terjadinya demensia. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Gangguan Tidur | en_US |
dc.subject | Tekanan Darah | en_US |
dc.subject | Demensia | en_US |
dc.title | Hubungan Gangguan Tidur dan Tekanan Darah terhadap Risiko Kejadian Demensia | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM117112008 | |
dc.description.pages | 134 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |