Translation Techniques Between the Translation of English Novel Coco Simon’s Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix Into Bahasa Indonesia and the Translation of Indonesian Novel Andrea Hirata’s Laskar Pelangi Into English
View/ Open
Date
2014Author
Rizki, Fatimah
Advisor(s)
Silalahi, Roswita
Lubis, Roma Ayuni
Metadata
Show full item recordAbstract
This thesis analyzes the translation techniques between the translation of English novel Coco Simon’s Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix into bahasa Indonesia and Indonesian novel Andea Hirata’s Laskar Pelangi into English. This research is descriptive qualitative research so the analysis is done with qualitative descriptive strategy. The data for this analysis are first, every word and sentence in chapter 1 and chapter 2 of novel Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix, second, every word and sentence in chapter 1 and chapter 2 of the Indonesian translation of the novel, Cupcake Diaries 2: Mia dan Cupcake Galau, third, word and sentence in chapter 1 and chapter 2 of novel Laskar Pelangi and fourth, every word and sentence in chapter 1 and chapter 2 of the English translation of the novel, The Rainbow Troops. From the analysis, it is found that in the translation of English novel Coco Simon’s Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix into bahasa Indonesia, the most dominant technique applied is established equivalent (28.51%) and followed by linguistic compression (21.93%), literal translation (21.05%), borrowing (11.18%), modulation (5.04%), linguistic amplification (4.17%) transposition (3.73%), compensation (3.07%), generalization and reduction (0.44%) and amplification and description (0.22%). Adaptation, calque, discursive creation, particularization, substitution and variation aren’t applied. In the translation of Indonesian novel Andea Hirata’s Laskar Pelangi into English, the most dominant translation technique applied is established equivalent and linguistic amplification (20.23%) and followed by amplification (12.60%), linguistic compression (10.69%), borrowing (9.92%), literal translation and modulation (5.73%), compensation (4.96%), reduction (3.44%), transposition (3.05%), discursive creation (1.15%), description and generalization (0.76%) and calque and particularization (0.38%). Adaptation, substitution and variation aren’t applied. The writer concludes that in the translation of Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix into bahasa Indonesia, the translator tends to translate the novel literally. The percentage of literal translation is 20.05% and it is so much higher than the percentage of literal translation in the translation of Laskar Pelangi into English. In the translation of Laskar Pelangi into English, the translator tends to be creative. She applies more various translation techniques than the translator of Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix into bahasa Indonesia and applied discursive creation and also adds some sentences to the translation. Skripsi ini menganalisis teknik penerjemahan diantara terjemahan novel Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix oleh Coco Simon ke dalam bahasa Indonesia dan novel Laskar Pelangi oleh Andrea Hirata ke dalam bahasa Inggris. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang analisisnya dilakukan dengan menggunakan strategi deskriptif kualitatif. Data untuk analisis ini adalah: pertama, semua kata dan kalimat dalam bab pertama dan kedua dari novel Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix, kedua, semua kata dan kalimat dalam bab pertama dan kedua terjemahan novel tersebut dalam bahasa Indonesia, Cupcake Diaries 2: Mia dan Cupcake Galau, ketiga, semua kata dan kalimat dalam bab pertama dan kedua novel Laskar Pelangi, dan keempat, semua kata dan kalimat dalam bab pertama dan kedua terjemahan novel tersebut dalam bahasa Inggris, The Rainbow Troops. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa pada terjemahan novel bahasa Inggris Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix oleh Coco Simon ke dalam bahasa Indonesia, teknik penerjemahan yang paling dominan adalah kesepadanan lazim (28.51%) dan diikuti kompresi linguistik (21.93%), penerjemahan harfiah (21.05%), peminjaman (11.18%), modulasi (5.04%), amplifikasi linguistik (4.17%) transposisi (3.73%), kompensasi (3.07%), generalisasi dan reduksi (0.44%) dan amplifikasi dan deskripsi (0.22%). Adaptasi, calque, kreasi diskursif, partikularisasi, substitusi dan variasi tidak diaplikasikan ke dalam terjemahan ini. Pada terjemahan novel Indonesia Laskar Pelangi ke dalam bahasa Inggris, teknik pernerjemahan yang paling dominan adalah kesepadanan lazim dan amplifikasi linguistik (20.23%) dan diikuti dengan amplifikasi (12.60%), kompresi linguistik (10.69%), peminjaman (9.92%), penerjemahan harfiah dan modulasi (5.73%), kompensasi (4.96%), reduksi (3.44%), transposisi (3.05%), kreasi diskursif (1.15%), deskripsi dan generalisasi (0.76%) dan calque dan partikularisasi (0.38%). Adaptasi, substitusi dan variasi tidak diaplikasikan ke dalam terjemahan ini. Penulis menyimpulkan bahwa dalam terjemahan novel Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix ke dalam bahasa Indonesia, penerjemah cenderung menerjemahkan novel tersebut secara harfiah. Persentase penerjemahan harfiah adalah 21.05% dan angka tersebut jauh lebih tinggi dari persentase penerjemahan harfiah dalam terjemahan Laskar Pelangi ke dalam bahasa Inggris. Dalam terjemahan Laskar Pelangi ke dalam bahasa Inggris, penerjemah cenderung lebih kreatif. Penerjemah mengaplikasikan teknik-teknik penerjemahan yang lebih bervariasi daripada penerjemah novel Cupcake Diaries 2: Mia in the Mix dan mengaplikasikan teknik kreasi diskursif juga menambah beberapa kalimat ke dalam terjemahannya.
Collections
- Master Theses [240]