Gambaran Distortion Product Otoacoustic Emissions (DPOAEs) dan Auditory Brainstem Response(ABR) Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUP H. Adam Malik Medan
View/ Open
Date
2013Author
Aruan, Sara Yosephine
Advisor(s)
Adenin, Linda I
Herwanto, H. R. Yusa
Hanum, T. Sofia
Metadata
Show full item recordAbstract
Introduction: Early identification of hearing loss in LBW infant has been recognized to be beneficial, as early intervention programmes help to promote normal language development. The incidence of hearing loss in LBW infant was high as 4-9.7%. We using DPOAEs and ABR test to assess hearing loss in LBW infant.
Purpose: To know Distortion Product Otoacoustic Emissions (DPOAEs) and Auditory Brainstem Response (ABR) Values in LBW infant at H. Adam Malik General Hospital Medan.
Methods: A descriptive case-study was conducted in 32 LBW infants who meet the inclusion criteria. Data collection was done through hearing assessment with Distortion Product Otoacoustic Emissions (DPOAEs) and Auditory Brainstem Response (ABR).
Result: From 32 LBW infants (64 ears), eight babies (25%) presented alteration in the Distortion Product Otoacoustic Emissions (DPOAEs) and Auditory Brainstem Response (ABR) test. There is a significant association between gender and ABR result, but there is no significant association between other variables and DPOAEs nor ABR result.
Conclusion: DPOAEs and ABR can be used as an early detection tool of hearing loss in LBW infant, even though this study found no significant association in most of the variables, which may be due to the small sample size. Pendahuluan: Deteksi dini gangguan pendengaran pada BBLR diperlukan agar dapat dilakukan intervensi untuk mencegah gangguan perkembangan bicara anak selanjutnya. Insidens gangguan pendengaran pada BBLR diperkirakan cukup tinggi, yaitu antara 4-9.7%. Untuk mengetahui gangguan pendengaran pada BBLR dilakukan pemeriksaan dengan DPOAEs dan ABR.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan DPOAEs dan ABR pada BBLR yang dirawat di ruang Perinatologi RSUP H. Adam Malik Medan.
Metode: Penelitian bersifat deskriptif case study yang menggunakan pengumpulan data primer disertai pengukuran non-intervensi. Didapatkan 32 BBLR yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan DPOAEs dan ABR.
Hasil Penelitian: Dari penelitian terhadap 32 sampel (64 telinga) diperoleh hasil yaitu masing-masing sebanyak 8 bayi (25%) mendapat hasil DPOAEs dan ABR refer. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan hasil pemeriksaan ABR, namun tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara variabel lainnya dengan hasil pemeriksaan DPOAEs dan ABR.
Kesimpulan: DPOAEs dan ABR dapat digunakan sebagai alat deteksi dini gangguan pendengaran pada BBLR, walaupun pada penelitian ini tidak dijumpai hubungan yang bermakna secara statistik pada sebagian besar variabel yang kemungkinan disebabkan oleh kurangnya jumlah sampel penelitian.
Collections
- Master Theses [199]