Perbandingan efek metil prednisolon tunggal dengan kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat terhadap perbaikan klinis pasien Bell’s palsy
View/ Open
Date
2013Author
Adhayani, Fatma
Advisor(s)
Sjahrir, Hasan
Rambe, Aldy S
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: Bell’s palsy is the most common causes of unilateral peripheral facial paralysis. The treatment of methyl prednisolone has approved to increase the recovery rate of Bell’s palsy. Kabat rehabilitation is the one of physical therapy tahat newly introduced in Bell’s palsy treatment.
Purpose: To evaluate the effects of methyl prednisolone alone and combination of methyl prednisolon and kabat rehabilitation in clinical improvement of Bell’s palsy patients.
Methods: This was a quasy experimental study involving 20 Bell’s palsy patients which consisted of 10 patients who received methyl prednisolone alone and 10 patients who received the combination therapy of methyl prednisolone and kabat rehabilitation. Diagnosis was made by diagnosis criteria of Taverner, through the general physical and neurological examination. All patients were given the methyl prednisolon 50 mg once daily in 5 days, and then tappering off 10 mg /day to the total treatment 9 days. The kabat rehabilitation was done once daily for 14 days (except for friday and holiday). All patient’s HBS score were evaluated on first ,7th , 14th and 21st
Results: the demographic characteristics were not significantly different between two groups. At baseline, there were no significant difference in HBS score between two groups. After the administration of methyl prednisolone alone or combination with kabat rehabilitation, there was significantly decreasing of mean HBS score for each groups (p<0,001) and the ΔHBS score significantly difference in combination group than the methyl prednisolone only group in day 14-21. There was significantly negative correlation between age and HBS score on day 1-7 (r=-0,800; p=0,005) and day 14-21 ( r=-0,800 ;p<0,005), and initiation of therapy with Δ HBS score on day 1-7 (r=-0,692; p=0,027) and day 14-21 (r=-0,808;p=0,005). There was no significant correlation between initial HBS score with Δ HBS score in methyl prednisolone group. In combination of methyl prednisolone and kabat rehabillitation, there was significant negative correlation only between inition of therapy and Δ HBS score on day 1-7 (r=0,861;p=0,001),but no significantly correlation between age, initial HBS score and Δ HBS score. days.
Conclusion: the patients with Bell’s palsy who received the combination therapy of methyl prednisolone and kabat rehabilitation will get hasten clinical improvement on day 14-21 compared with the methyl prednisolone only group.
Keyword: methyl prednisolone, kabat rehabilitation, Bell’s palsy, Δ HBS score. Latar Belakang: Bell’s palsy salah satu jenis paralisis saraf fasialis perifer unilateral yang paling sering ditemukan. Pengobatan dengan metil prednisolon telah diakui dapat meningkatkan angka kesembuhan penyakit ini. Rehabilitasi kabat adalah salah satu jenis terapi fisik yang baru dikenal dalam pengobatan Bell’s palsy.
Tujuan: untuk mengetahui efek pengobatan metil prednisolon tunggal dan kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat terhadap perbaikan klinis pasien Bell’s palsy
Metode: penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang melibatkan 20 orang pasien Bell’s palsy, yang terdiri dari 10 orang pasien yang mendapatkan terapi metil prednisolon tunggal dan 10 orang mendapat terapi kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis Taverner melalui pemeriksaan fisik umum dan neurologis. Semua pasien diberikan metil prednisolon 50 mg sekali sehari selama 5 hari, di tappering off 10 mg/ hari hingga total pengobatan 9 hari. Pasien dalam kelompok terapi kombinasi mendapatkan terapi rehabilitasi kabat yang dilakukan satu kali sehari selama 14 hari (selain hari jumat dan hari libur). Seluruh pasien dinilai skor HBS pada saat awal, 7, 14 dan 21 hari terapi.
Hasil: Karakteristik demografik tidak berbeda secara signifikan pada kedua kelompok. Pada awal studi, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan dari skor HBS antara kedua kelompok. Setelah diberikan terapi metil prednisolon tunggal atau kombinasi dengan rehabilitasi kabat, terdapat penurunan yang signifikan dari rerata skor HBS pada masing- masing kelompok (p<0,001) dan perbedaan Δ skor HBS yang signifikan pada kelompok kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat dibandingkan kelompok metil prednisolon tunggal pada hari 14-21 (p=0,028). Terdapat korelasi yang negatif yang signifikan antara usia dan Δ skor HBS pada hari 1-7 (r=-0,800; p=0,005) dan hari 14-21 ( r=-0,800 ;p<0,005), dan korelasi negatif yang signifikan antara mulai terapi dengan Δ skor HBS pada hari ke1-7 (r=-0,692; p=0,027) dan hari 14-21 (r=-0,808;p=0,005), namun tidak ada korelasi yang signifikan antara skor HB awal dengan Δ skor HBS pada kelompok metil prednisolon tunggal. Pada kelompok kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat, hanya ditemukan korelasi negatif yang signifikan antara mulai terapi dengan Δ skor HBS pada hari 1-7 (r=0,861;p=0,001), sedangkan antara usia, skor HBS awal dengan Δ skor HB tidak ditemukan korelasi yang signifikan.
Kesimpulan: Pasien Bell’s palsy yang mendapatkan terapi kombinasi metil prednisolon dan rehabilitasi kabat memperoleh perbaikan klinis yang lebih cepat pada hari 14-21 dibandingkan kelompok terapi metil prednisolon tunggal.
Kata kunci: metil prednisolon, rehabilitasi kabat, Bell’s palsy, Δ skor HBS.
Collections
- Master Theses [61]