Gambaran Penderita Karsinoma Nasofaring di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2006-2010
View/ Open
Date
2011Author
Puspitasari, Dewi
Advisor(s)
Hafni
Asnir, Rizalina A.
Adnan, Adlin
Metadata
Show full item recordAbstract
Introduction: Nasopharynx carcinoma is a carcinoma that is highly potential to obtain
regional metastases to cervical lymph nodes or distant metastases. About 90%,
nasopharynx carcinoma patients show cervical lymph node malignancy. Typically,
nasopharyngeal carcinoma carries a poor prognosis because of its proximity to skull base
and other vital structures. Beside that, early diagnosis was difficult because the subtlety of
its symptoms and the difficult nature of the examination, especially for primary care
physicians. In order to entire head and neck cancer in Indonesia, almost 60% of
nasopharynx carcinoma. Based on data from Depkes in 2007, nasopharynx carcinoma
including 10 types of most cancer in Indonesia in 2004-2006 and is constantly increasing
the number of patients in the period.
Objective: In order to obtain data about the description nasopharynx carcinoma patients
in RSUP H.Adam Malik Medan in 2006-2010.
Method: This study is descriptive by using secondary data from medical record of new
patients with the nasopharynx carcinoma based on histopathological that come to RSUP
H. Adam Malik Medan in January 2006-December 2010.
Result: Patients with nasopharynx carcinoma in January 2006-December 2010 are 335
patients. They are most prevalent in men (73.1%), age group 51-60 years (26.5%), Batak
ethnic group (57.1%), working as a farmer (27.8%), with the main complaint in the form
of lump in the neck (71%), non-ceratinizing squamous cell carcinoma (46.6%) and
patients on stage IV (45.%). Pendahuluan: Karsinoma nasofaring merupakan karsinoma yang berpotensi tinggi
mengadakan metastasis regional ke kelenjar limfe servikal maupun metastase jauh.
Sekitar 90% pasien KNF menunjukkan keganasan nodus limfe servikal. Di antara
berbagai jenis kanker kepala leher, KNF merupakan salah satu jenis dengan prognosis
buruk karena posisi tumor berdekatan dengan dasar tengkorak dan berbagai struktur
penting lainnya. Selain itu, diagnosis dini sulit ditegakkan karena gejala yang tidak
khas dan pemeriksaan nasofaring yang sulit. Untuk seluruh keganasan kepala dan
leher di Indonesia, hampir 60% merupakan karsinoma nasofaring. Berdasarkan data
kanker pada Depkes 2007, KNF termasuk 10 jenis kanker terbanyak di Indonesia pada
tahun 2004-2006 dan terus mengalami peningkatan jumlah penderita selama periode
tersebut.
Tujuan: Untuk memperoleh data mengenai gambaran penderita karsinoma nasofaring
di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2006-2010.
Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari
rekam medis penderita baru karsinoma nasofaring berdasarkan pemeriksaan
histopatologi jaringan yang datang ke RSUP H. Adam Malik Medan pada bulan
Januari 2006-Desember 2010.
Hasil: Penderita karsinoma nasofaring paling banyak ditemukan pada laki-laki(73.1%),
kelompok umur 51-60 tahun(26.5%), suku Batak (57.1%), bekerja sebagai petani
(27.8%), keluhan utama berupa benjolan di leher (71%), tipe histologi non keratinizing squamous cell carcinoma (46.6%) dan penderita pada stadium klinis IV
(45.1%).
Collections
- Master Theses [199]