dc.contributor.advisor | Nasution, Zulkifli | |
dc.contributor.advisor | Barus, Ternala A. | |
dc.contributor.advisor | Chairuddin | |
dc.contributor.author | Rismawati | |
dc.date.accessioned | 2021-08-10T03:23:23Z | |
dc.date.available | 2021-08-10T03:23:23Z | |
dc.date.issued | 2010 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/39783 | |
dc.description.abstract | Lake Toba is the biggest lake in Indonesia and also the largest vulcanic lake in
the world with categorized as oligotrophic lake with a low supply of plant nutrients
and a long habitation time. Lake Toba has been utilized for fish farming, agriculture,
settlement, livestock, and tourism. Fish farming industry has started since 1986 and
there has been a sharp increase in the number of fish cages afterwards. In 2008, the
number of fish cages in Lake Toba amounted to 6,269 units. Growth in the fish
farming activities needs to be analyzed to see the possibility of addition or reduction.
Therefore, there is a need for an Analysis of the Carrying Capacity of Lake Toba
Waters Towards Fish Farming as the Basis for Controlling the Pollution of the
Fish Cages. The analysis is conducted based on the existence of Phosphorus in Lake
Toba waters considering that the basic measurement is the Phosphorus parameter
itself.
The primary aims of this study are to analyze the existence of Phosphorus in
Lake Toba, to analyze the carrying capacity of Lake Toba waters on the basis of
Phosphorus existence, and to recommend feasible in the number of fish cages as a
way of controlling the pollution caused by the fish cages in Lake Toba. For that
purpose, this research employs a method of water quality measurement towards
Phosphorus parameter, as well as the application of Dillon and Ridgler; Beveridge;
Pulatsu and the Ministry of Environment s methods of determining the carrying
capacity of Lake Toba waters towards the fish farming activities. The results of Lake
Toba water quality measurement show an average concentration of Phosphorus
(0.172 mg/L) and as excess amount of Phosphorus in several point above the level of
quality standard (0.2 mg/L) based on the Governor Regulation No.1 in the year 2009
concerning the Quality Standard of Lake Toba water in the vicinity of Sibaganding,
Simanindo, Ambarita, Silima Lombu and Haranggaol as fish farming centers. And
the carrying capacity of Lake Toba towards fish farming activities amounts to
8,357.011 tonnes of fish/year or as many as 2,228 units fish cages. As results 4,041
fish cages need to be reduced in lake Toba waters.
Therefore, certain measures regarding the carrying capacity of Lake Toba
towards the floating net fish cages need to be specified through local regulations
based on the environmental carrying capacity by considering the hidrological factors
of Lake Toba, the flushing rate of water quality existence as well as Lake Toba share. | en_US |
dc.description.abstract | Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan juga merupakan
Danau vulkanik terbesar di dunia, dengan kategori sebagai danau oligotrofik dengan
ciri khas miskin akan unsur hara, memiliki waktu tinggal yang cukup lama. Perairan
Danau Toba dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan, pertanian, pemukiman,
peternakan dan pariwisata. Khusus untuk kegiatan perikanan telah dimulai sejak
Tahun 1986 dan terus mengalami peningkatan yang tajam hingga Tahun 2008
terdapat 6.269 unit keramba di perairan Danau Toba. Pertumbuhan kegiatan
perikanan di Danau Toba perlu dianalisis apakah masih memungkinkan untuk di
tambah atau dikurangi. Untuk itu perlu dilakukan Analisis Daya Dukung Perairan
Danau Toba Terhadap Kegiatan Perikanan Sebagai Dasar Dalam Pengedalian
Pencemaran Keramba Jaring Apung. Analisis dilakukan berdasarkan keberadaan
Fosfor di Perairan Danau Toba mengingat dasar perhitungannya adalah parameter
Fosfor.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisis keberadaan Fosfor di
perairan Danau Toba, mengenalisis daya dukung perairan Danau Toba berdasarkan
status trofik atau keberadaan unsur Fosfor dan menyarankan kapasitas keramba yang
ideal untuk pengendalian pencemaran perairan Danau akibat kegiatan keramba jaring
apung. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pengukuran kualitas air terhadap
parameter Fosfor dan penerapan metode atau rumus Dillon dan Ridgler;
Beveridge;Pulatsu dan Kementerian Lingkungan Hidup dalam menetapkan kapasitas
daya dukung perairan Danau Toba terhadap kegiatan perikanan. Hasil pengukuran
kualitas air Danau Toba menunjukkan rata-rata Fosfor 0.172 mg/L dan di beberapa
titik telah melebihi Baku Mutu yaitu 0,2 mg/L sesuai dengan Peraturan Gubernur
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Danau Toba yaitu Sibaganding,
Simanindo, Ambarita, Silima Lombu dan Haranggaol yang merupakan pusat kegiatan
perikanan. Sedangkan kapasitas daya dukung perairan Danau Toba terhadap kegiatan
perikanan adalah sebesar 8.357,011 ton ikan/tahun atau sebanyak 2.228 Unit
keramba. Sehingga perlu pengurangan sebanyak 4.041 unit keramba di perairan
Danau Toba.
Oleh karena itu perlu penetapan daya dukung perairan Danau Toba terhadap
kegiatan keramba jaring apung melalui peraturan daerah berdasarkan daya dukung
lingkungan dengan mempertimbangkan faktor hidrologi Danau Toba, laju
penggelontoran eksisting kualitas air serta peruntukan Danau Toba. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Daya Dukung | en_US |
dc.subject | Kegiatan perikanan | en_US |
dc.subject | Fosfor | en_US |
dc.subject | Pengendalian Pencemaran | en_US |
dc.title | Analisis Daya Dukung Perairan Danau Toba terhadap Kegiatan Perikanan sebagai Dasar dalam Pengendalian Pencemaran Keramba Jaring Apung | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM087004009 | |
dc.description.pages | 102 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |