Perilaku Memilih Birokrat dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010
View/ Open
Date
2011Author
Azhari, Ihsan
Advisor(s)
Subhilhar
Amin, Muryanto
Metadata
Show full item recordAbstract
In the perspective of democracy, voting in elections allows the citizens to involved in the political process. So that voting behavior is unique and important to be observed. This research used three approaches, that are sociological approach, psychological approach, and rational approach. Direct regional chief elections is one form of political participation as a form of popular sovereignty. The bureaucrats is one part of the community who had the same right to vote in direct regional chief elections, it means, there is no prohibition for the bureaucrats to participate in political competition in the direct regional chief elections. The Bureaucrat voting behavior is quite interesting to be studied in relation to direct regional chief elections in Serdang Bedagai regency 2010 which was won by incumbent.
This research use descriptive method with 99 respondents who were randomly selected. Data was collected using questionnaires, observations, depth interview with key informants, documentation and library research. The focus in this research is trying to analyze how the bureaucrats in determining his choice on direct regional chief elections and find out the reasons underlying the bureaucrats in determining his choice during the direct regional chief elections in Serdang Bedagai regency in 2010.
The result of research indicates that the bureaucrats voting behaviour is influenced by rational approach. The reasons underlying the bureaucrats voting in Direct regional chief elections in Serdang Bedagai is to consider the vision and mission and the campaign promises of candidates, the trust of campaign promises, commitments and achievements of candidates, track records of candidates, the conduct of candidates in public life,an asessment of the candidates who have a greater chance to win, the programs offered by the candidates and political awareness of the respondents about their rights and responsibilities as a citizens. Dalam perspektif demokrasi, kemampuan memilih memungkinkan setiap warga untuk terlibat dalam proses politik. Sehingga perilaku memilih merupakan perilaku yang unik dan sangat penting untuk diamati. Penelitian ini menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan sosiologis, pendekatan psikologis dan pendekatan rasional. Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung merupakan salah satu bentuk partisipasi politik sebagai wujud dari kedaulatan rakyat. Aparatur birokrasi adalah bagian dari masyarakat yang mempunyai hak yang sama untuk memilih dalam pemilihan umum kepala daerah langsung Perilaku memilih birokrat inilah yang cukup menarik untuk dikaji dalam kaitannya dengan Pemilukada Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2010 yang dimenangkan oleh incumbent.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan 99 orang responden yang dipilih secara acak. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, observasi, wawancara mendalam dengan key informan, dokumentasi dan penelitian kepustakaan.
Dengan fokus penelitian berusaha menganalisa bagaimana aparatur birokrasi di Kabupaten Serdang Bedagai menentukan pilihan pada Pemilihan umum kepala daerah Serdang Bedagai Tahun 2010 serta mengetahui alasan-alasan yang mendasari aparatur birokrasi di Kabupaten Serdang Bedagai dalam menentukan pilihannya pada saat pemilihan umum kepala daerah secara langsung di Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aparatur birokrasi dalam hal cara menentukan pilihan pada pemilukada di Serdang Bedagai dipengaruhi oleh model pendekatan rasional. Adapun alasan-alasan yang mendasari aparatur birokrasi/PNS di Kabupaten Serdang Bedagai dalam memilih pada saat pemilihan umum kepala daerah secara langsung di Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2010 adalah dengan mempertimbangkan visi misi dan janji kampanye para calon yang bertarung dalam pemilukada, tingkat kepercayaan terhadap janji-janji kampanye, komitmen dan prestasi calon, track record para calon, perilaku para calon dalam kehidupan bermasyarakat, penilaian terhadap calon yang berpeluang menang lebih besar, program yang ditawarkan oleh para calon, dan kesadaran politik responden yakni semata-mata karena merupakan hak dan tanggungjawab sebagai warga Negara.