Hubungan Jenis Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) dengan Gangguan Pendengaran
View/ Open
Date
2010Author
Tala, Sri Mella
Advisor(s)
Adnan, Adlin
Aboet, Askaroellah
Rambe, Andrina Y. M.
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: Chronic Suppurative Otitis Media (CSOM) is a major problem in some population in the world causing hearing impairment. Most of CSOM patients seek medical attention because of communication difficulty caused by hearing impairment. The hearing impairment can be vary due to type of CSOM, size and location of the tympanic membrane perforation and also the length of the disease. The aim of this study is to learn correlation of type of CSOM, length of the disease and type of tympanic membrane perforation with hearing impairment.
Study Design and Method: This is a cross sectional study performed in ENT-HNS Department of Medical School of University of Sumatera Utara / H. Adam Malik Hospital. Sample was collected by Non Probability Consecutive Sampling, starting from May 2009. CSOM patients underwent routine ENTexamination and Pure Tone Audiometry to determine type and degree of hearing impairment. Data was analysed by Chi Square Test, Anova and Spearman’s Correlation Test.
Results: From 47 sample of CSOM patients we found 64 examinated ears, the most type of CSOM was malignant type about 37 ears (57,8%). The most type of hearing impairment was conductive hearing loss about 40 ears (62,5%) followed by mix hearing loss about 23 ears (35,9%) and one of sensoryneural hearing loss (1,6%). Significance correlation was found between CSOM type, length of the disease, and type of tympanic membrane perforation with hearing impairment.
Conclusion: Significance correlation was found between CSOM type, length of the disease, and type of tympanic membrane perforation with hearing impairment. Latar Belakang: Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang terbesar pada beberapa populasi di dunia yang menyebabkan gangguan pendengaran. Sebagian dari pasien OMSK datang oleh karena ketulian yang sudah mengganggu komunikasi atau sudah disertai tanda-tanda komplikasi. Gangguan pendengaran yang terjadi dapat bervariasi dan beratnya ketulian dapat dipengaruhi oleh jenis dari OMSK itu sendiri, besar dan letak perforasi membran timpani dan juga lamanya sakit. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan jenis OMSK, lamanya sakit dan jenis perforasi membran timpani dengan gangguan pendengaran.
Metode Penelitian: Penelitian dilakukan dengan studi potong lintang (cross sectional study) di Departemen THT-KL FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan, secara Non Probability Consecutive Sampling mulai bulan Mei 2009. Dilakukan pemeriksaan THT rutin dan audiometri nada murni terhadap penderita OMSK untuk menentukan jenis dan derajat ketuliannya. Data dianalisa dengan uji Chi Square, Anova dan uji korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan 5%.
Hasil Penelitian: Dari 47 sampel penderita OMSK didapat 64 telinga yang diperiksa, jenis OMSK yang terbanyak diderita adalah jenis maligna sebanyak 37 telinga (57,8%). Ketulian yang terbanyak diderita adalah tuli konduktif sebanyak 40 telinga (62,5%) diikuti oleh tuli campur sebanyak 23 telinga (35,9%) dan tuli saraf sebanyak satu telinga (1,6%). Dijumpai hubungan yang bermakna antara jenis OMSK, lamanya sakit dan jenis perforasi membran timpani dengan gangguan pendengaran (p < 0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis OMSK, lamanya sakit dan jenis perforasi menbran timpani dengan gangguan pendengaran.
Collections
- Master Theses [199]