dc.description.abstract | Latar Belakang : Gangguan depresi merupakan gangguan emosi yang paling
sering dikaitkan dengan stroke. Sekitar 15 - 25% pasien stroke yang ada
dalam masyarakat menderita depresi, baik mayor maupun minor. Adanya
depresi sebagai komorbiditas dapat memperberat stroke maupun menjadi
penyulit dalam rehabilitasi pasien stroke. Gagasan ini memerlukan kerjasama
yang baik antara dokter ahli neurologi sebagai pemeran utama, dengan
psikiater yang mempunyai tujuan akhir suatu rehabilitasi berupa perbaikan
kualitas hidup pasca stroke, disamping menekan angka morbiditas dan
mortalitas.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
Cross Sectional yang memakai kuesioner Beck Depression Inventory (BDI)
untuk mengetahui simtom depresif yang terjadi pada pasien pasca stroke.
Kriteria Inklusi: pasien kooperatif, pasien mampu diajak berkomunikasi, pasien
stroke yang telah melewati fase akut, pasien stroke yang telah mengalami
stroke tidak lebih dari satu tahun. Kriteria Eksklusi : komorbiditas dengan
kelainan / penyakit fisik yang lain, menderita gangguan mental lainnya, dan
memakai obat – obatan terlarang.
Hasil : Dari penelitian didapatkan proporsi simtom depresif pada pasien pasca
stroke sebanyak 79.5%, dan lebih banyak dijumpai berupa sindrom depresif
ringan. Proporsi kelompok umur terbanyak adalah 45 – 64 tahun, sebanyak 19
orang (76.0%). Proporsi jenis kelamin terbanyak adalah laki – laki, sebanyak
12 orang (80.0). Proporsi tingkat pendidikan terbanyak pada SMP, sebanyak 9
orang (75.0%). Proporsi status pekerjaan terbanyak pada yang bekerja,
sebanyak 9 orang (75.5%). Proporsi status perkawinan terbanyak pada yang
menikah, sebanyak 24 orang (96.0%). Proporsi lokasi lesi terbanyak pada
hemisfer kiri, sebanyak 16 orang (76.2%).
Kesimpulan : Proporsi simtom depresif pada pasien pasca stroke ditemukan
sebanyak 79,5 %. Sindrom depresif pasca stroke paling banyak dijumpai pada
kelompok umur 45 – 64 tahun, jenis kelamin laki – laki, tingkat pendidikan
SMP, bekerja, dan menikah. Lokasi lesi paling banyak ditemukan pada
hemisfer kiri. | en_US |