Show simple item record

dc.contributor.advisorEffendy, Elmeida
dc.contributor.advisorAnwar, Yuneldi
dc.contributor.authorNuralita, Nanda Sari
dc.date.accessioned2021-08-16T06:04:25Z
dc.date.available2021-08-16T06:04:25Z
dc.date.issued2012
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40150
dc.description.abstractLatar Belakang : Gangguan depresi merupakan gangguan emosi yang paling sering dikaitkan dengan stroke. Sekitar 15 - 25% pasien stroke yang ada dalam masyarakat menderita depresi, baik mayor maupun minor. Adanya depresi sebagai komorbiditas dapat memperberat stroke maupun menjadi penyulit dalam rehabilitasi pasien stroke. Gagasan ini memerlukan kerjasama yang baik antara dokter ahli neurologi sebagai pemeran utama, dengan psikiater yang mempunyai tujuan akhir suatu rehabilitasi berupa perbaikan kualitas hidup pasca stroke, disamping menekan angka morbiditas dan mortalitas. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional yang memakai kuesioner Beck Depression Inventory (BDI) untuk mengetahui simtom depresif yang terjadi pada pasien pasca stroke. Kriteria Inklusi: pasien kooperatif, pasien mampu diajak berkomunikasi, pasien stroke yang telah melewati fase akut, pasien stroke yang telah mengalami stroke tidak lebih dari satu tahun. Kriteria Eksklusi : komorbiditas dengan kelainan / penyakit fisik yang lain, menderita gangguan mental lainnya, dan memakai obat – obatan terlarang. Hasil : Dari penelitian didapatkan proporsi simtom depresif pada pasien pasca stroke sebanyak 79.5%, dan lebih banyak dijumpai berupa sindrom depresif ringan. Proporsi kelompok umur terbanyak adalah 45 – 64 tahun, sebanyak 19 orang (76.0%). Proporsi jenis kelamin terbanyak adalah laki – laki, sebanyak 12 orang (80.0). Proporsi tingkat pendidikan terbanyak pada SMP, sebanyak 9 orang (75.0%). Proporsi status pekerjaan terbanyak pada yang bekerja, sebanyak 9 orang (75.5%). Proporsi status perkawinan terbanyak pada yang menikah, sebanyak 24 orang (96.0%). Proporsi lokasi lesi terbanyak pada hemisfer kiri, sebanyak 16 orang (76.2%). Kesimpulan : Proporsi simtom depresif pada pasien pasca stroke ditemukan sebanyak 79,5 %. Sindrom depresif pasca stroke paling banyak dijumpai pada kelompok umur 45 – 64 tahun, jenis kelamin laki – laki, tingkat pendidikan SMP, bekerja, dan menikah. Lokasi lesi paling banyak ditemukan pada hemisfer kiri.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPasien pasca strokeen_US
dc.subjectsimtom depresifen_US
dc.subjectBDIen_US
dc.titleGambaran Simtom Depresif pada Pasien Pasca Stroke dengan Menggunakan Skala Penilaian Beck Depression Inventory (BDI)en_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM097106007
dc.description.pages67 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record