Show simple item record

dc.contributor.advisorPujiati
dc.contributor.advisorSimanihuruk, Muba
dc.contributor.authorMuary, Rholand
dc.date.accessioned2021-08-19T05:05:24Z
dc.date.available2021-08-19T05:05:24Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40600
dc.description.abstractThis study discusses the social movements carried out by Tzu Chi as organization in Medan. The theory used in this research is the theory of social movements with three main factors in social movements; political opportunity structure, framing collective action and resource mobilization theory. This study aims to reveal the position of Tzu Chi in Buddhism as well as a pattern of social and religious movements. Qualitative methods used in this research, which the researchers directly observed by the people who researched and tried to analyze every subjective experience and objective in the sociological approach. The key informants in this study is the management of structural organization Tzu Chi, as it is considered representative and has experience in the organization, while the additional informants are regular volunteers. The results of this study reveal that after the reform, Tzu Chi was growing and getting support from the inter-faith and ethnic. The member of Tzu Chi is filled by majority of Chinese. It makes this organization into a media for showing social identity to maintain stability and social harmony in the diverse community of Medan. Their funding networks collected through business networks, kinship and Buddhist spiritual motivation make organizational resources increasingly move to broaden the vision and mission of the organization. The several members decided to join Tzu Chi because the lack of government's role in addressing the problems of social humanity, distrust of other community organizations as well as the figure of the founder of Tzu Chi with the teachings of morality. Tzu Chi members also forbidden to take part in practical politics, demonstrate and make the government as a partner. Tzu Chi framed the humanitarian movement through the organization's television station TV DAAI. In the context of social religious, Tzu Chi also do a movement of purification (purification) for Buddhist and implement a system 4 in 1 as organization managment, which considered minimizing conflicts of organization and capable to face challenges of the times.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini membahas tentang gerakan sosial yang dilakukan oleh organisasi Tzu Chi di Kota Medan. Menggunakan teori gerakan sosial dengan tiga faktor utama pada gerakan sosial; struktur kesempatan politik, pembingkaian aksi kolektif serta teori mobilisasi sumber daya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kedudukan Tzu Chi pada agama Budha serta melihat pola gerakan sosial dan keagamaannya. Menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana peneliti langsung mengamati dengan orang yang diteliti dan mencoba menganalisis setiap pengalaman subjektif dan objektif dalam pendekatan sosiologis. Informan kunci pada penelitian ini yakni pengurus struktural organisasi Tzu Chi, karena dianggap representatif dan memiliki pengalaman dalam organisasi, sementara informan tambahan adalah para relawan biasa. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pasca reformasi, telah membuka kesempatan untuk Tzu Chi melakukan gerakan sosial yang kian berkembang dan mendapatkan dukungan yang berasal dari lintas agama dan etnis. Tzu Chi yang diisi oleh mayoritas etnis Tionghoa menjadikan organisasi ini sebagai wadah dalam menunjukkan identitasnya untuk menjaga stabilitas dan keharmonisan sosial ditengah masyarakat kota Medan yang beragam. Jaringan pendanaan mereka yang dihimpun melalui jaringan bisnis, kekerabatan serta motivasi spiritual ajaran Budha membuat sumber daya organisasi kian bergerak untuk memperluas visi dan misi organisasi. Beberapa anggota Tzu Chi memutuskan untuk bergabung dengan alasan diantaranya melihat minimnya peran pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah sosial kemanusiaan, ketidakpercayaan pada organisasi masyarakat lain serta ketokohan pendiri Tzu Chi dengan ajaran-ajaran moralitasnya. Anggota Tzu Chi juga dilarang untuk ikut dalam politik praktis, berdemonstrasi dan menjadikan pemerintah sebagai mitra kerja. Tzu Chi membingkai gerakan kemanusiaannya lewat stasiun televisi milik organisasi yakni DAAI TV. Dalam konteks sosial keagamaan, Tzu Chi juga melakukan gerakan purifikasi (pemurnian) bagi pengikutnya yang beragama Budha dan menerapkan pola managmen organisasi dengan sistem 4 in 1 yang dianggap modern, meminimalisir konflik organisasi serta mampu menghadapi tantangan zaman.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectGerakan Sosialen_US
dc.subjectStruktur Kesempatan Politiken_US
dc.subjectPembingkaian Aksi Kolektifen_US
dc.subjectMobilisasi Sumber Dayaen_US
dc.subjectGerakan Purifikasien_US
dc.titleGerakan Sosial Budha Tzu Chi di Kota Medanen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM147047003
dc.description.pages172 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record