Show simple item record

dc.contributor.advisorAdnan, Adlin
dc.contributor.advisorMunir, Delfitri
dc.contributor.advisorEyanoer, Putri Ch.
dc.contributor.authorSari, Maesyara Adinda
dc.date.accessioned2021-08-23T03:41:42Z
dc.date.available2021-08-23T03:41:42Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40921
dc.description.abstractIntroduction : Noise exposure results in damage to the organ of corti and decrease the blood flow of the cochlea resulting in cochlear hypoxia, whereas cigarettes are reported as an ototoxic to cochlea and as a trigger of cochlear ischemia. Based on that theory, smoking habits and exposure to noise, alone or together can cause hearing loss Objective : To determine the correlation between smoking and Noise Induced Hearing Loss (NIHL) Methods : Analitic with a cross-sectional study Didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara tipe perokok dengan derajat beratnya GPAB. Kemungkinan perokok untuk mengalami GPAB 1.224 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok. Result : Of the 122 workers, the proportion of GPAB was 89.3%. Mild deafness (68.8%) is most common. We found that there is a significant correlation between type of smoker and grade of hearing loss (p= 0.000). Smokers likely to experience GPAB 1.224 times greater than nonsmokers (PR = 1.224, p = 0.002, CI 95% = 1,077 - 1,392). Conclusion : There is significant correlation between smoking and noise induced hearing lossen_US
dc.description.abstractLatar belakang : Paparan bising mengakibatkan kerusakan pada organ korti dan dapat menurunkan aliran darah koklea yang mengakibatkan hipoksia koklea, sedangkan rokok dilaporkan berperan sebagai ototoksik langsung dan sebagai pemicu iskemia koklea. Berdasarkan teori tersebut, kebiasaan merokok dan paparan bising secara sendiri ataupun secara bersama-sama dapat menyebabkan gangguan pendengaran Tujuan : Mengetahui hubungan merokok terhadap kejadian Gangguan Pendengaran Akibat Bising (GPAB) Metode : Penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang Hasil : Dari 122 pekerja, proporsi GPAB adalah 89.3%. Tuli ringan (68.8%) paling banyak ditemukan. Didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara tipe perokok dengan derajat beratnya GPAB (p = 0.000). Kemungkinan perokok untuk mengalami GPAB 1.224 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok (PR = 1.224, p = 0.002, CI 95% = 1.077 – 1.392). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan kejadian GPABen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectMerokoken_US
dc.subjectGangguan Pendengaranen_US
dc.subjectGangguan Pendengaran Akibat Bisingen_US
dc.subjectBising Lingkungan Kerjaen_US
dc.titleHubungan Merokok dengan Gangguan Pendengaran Akibat Bising pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit Xen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM127041114
dc.description.pages92 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record