Pola Kuman Penderita Fraktur Terbuka Grade III Sebelum dan Sesudah Debridement di RSUP H. Adam Malik Medan
Abstract
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulan rawan
dan umumnya disebabkan adanya trauma ataupun rudapaksa.Berdasarkan
data di Indonesia penyebab trauma paling banyak adalah kecelakaan
lalulintas . Hampir ± 12 ribu orang setiap tahun meninggal dunia akibat
kecelakaan lalulintas (Salter,1994 ; Rasjad , 2003 ) .
Data di RSUP H . Adam Malik Medan didapatkan penderita yang
mengalami patah tulang dari periode januari 2005 sampai maret 2007
sebanyak 846 orang. Penderita paling banyak adalah usia dewasa muda,
yaitu usia 15 tahun sampai dengan 50 tahun. Laki - laki lebih banyak
dibandingkan wanita dan bagian tubuh yang paling banyak menderita
fraktur yaitu anggota gerak bawah (Moesbar,2007)
Fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar dibagi atas;fraktur
terbuka dan fraktur tertutup . Fraktur terbuka adalah fraktur yang
mempunyai hubungan fragmen fraktur dengan dunia luar, baik ujung
fragmen fraktur tersebut yang menembus dari dalam hingga kepermukaan
kulit atau kulit dipermukaan mengalami penetrasi suatu objek yang tajam
dari luar hingga kedalam ( Salter , 1994 ) Dikarenakan adanya hubungan dengan dunia luar, maka pada
fraktur terbuka sering terjadi komplikasi berupa infeksi. Insidensi terjadinya
infeksi pada luka fraktur terbuka bervariasi. Dilaporkan jumlah infeksi pada
fraktur terbuka di Rumah Sakit Kanton Hospital .Departemen of surgery of
Basel University. Dari 214 kasus fraktur terbuka maka grade I 41% , grade
II 11% dan grade III 15%. Pada kasus ini, 65 % adalah fraktur pada daerah
ekstremitas bawah, setelah dilakukan pemeriksaan didapat angka infeksi
superfisial 4,5%, infeksi jaringan bagian dalam 3 % , sedangkan osteoitis
didapat 7 % ( Seekamp , 2000 ).
Fraktur terbuka mudah mengalami infeksi, maka penanganan luka, pada
pada, fraktur terbuka harus benar. Pemberian antibiotika dan debridement
memegang peranan penting untuk mencegah infeksi ( Gustilo , 1993 ).
Fraktur terbuka yang dilakukan penanganan (debridement ) dibawah 6 jam,
memperlihatkan tidak ada perbedaan bermakna antara pola kuman sebelum
dan sesudah debridement . Dengan kuman yang paling banyak dijumpai
yaitu Staphylococus ( Parikh , 2003 ).
Collections
- Master Theses [200]