dc.contributor.advisor | Wahid, Julaihi | |
dc.contributor.advisor | Ginting, Nurlisa | |
dc.contributor.author | Surbakti, Nurbaya | |
dc.date.accessioned | 2021-08-23T05:39:38Z | |
dc.date.available | 2021-08-23T05:39:38Z | |
dc.date.issued | 2011 | |
dc.identifier.uri | http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/40978 | |
dc.description.abstract | There are two ways practiced by the people in Medan to reach the centers of
activities: by motor vehicle or on foot. There is a special lane provided for the
pedestrians but it is not purposely functioned any more. Most of the lanes for
pedestrians, especially the ones found in the city center, have become kiosks or shops
of sidewalk traders, vases, posters and billboards, parking area, police posts and
other kinds of buildings that disturb the function of the pedestrian lanes.
Several things that can be used as the indicators of achieving a concept of
development of facility for pedestrians, namely (Uterman, 1984; Marcus and Francis,
1989; Carr, 1992; Rubenstein, 1992; Harris and Dines, 1995; Broomley and
Thomas, 1993), safety materialized by positioning pedestrians, structure, texture,
reinforcing pattern and sidewalk dimension (free space, effective width, slope);
security, the pedestrian lane is protected from any crime by planning enough lighting
or open structure or landscape; convenient, the pedestrian lane should be easily
reached and passed from various places and directions, provided with a shelter to
protect the pedestrians from bad weather, for a temporary rest, wide and convenient
surface that it can be used by everybody including the handicapped (Widiani, 1997).
Enjoyment is indicated through distance, width of sidewalk, interesting landscape
and close to the facilities needed; Beauty is related to the sidewalk itself and its
environment. This study employed descriptive qualitative and rationalistic qualitative
methods. The population of this study was the pedestrian lanes found along Jl.
Ahmad Yani (Kesawan) up to Jl. Puteri Hijau, Medan. The samples for this study
were 100 pedestrians walking along the pedestrian lanes studied at the time set. The
variables in this study included the zones found along Jl. Ahmad Yani up to Jl. Puteri
Hijau such as pedestrian zone including boundary zone, green lane zone (median),
street furnishings zone, and motor vehicle zone.
Based on the result of this study, the city government of Medan is
recommended to improve and pay attention to the position of street furnishings that it
will not disturb the activity of pedestrians and at the same time to consider the
material and the width pedestrian lane that it can hopefully create a city space which
is friendly to its citizen. | en_US |
dc.description.abstract | Di Kota Medan, aktifitas masyarakat untuk menjangkau tempat-tempat pusat
kegiatan bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan kendaraan bermotor dan
berjalan kaki. Bagi para pejalan kaki ada jalur khusus yang disediakan. Akan tetapi
pada kenyataannya sekarang ini jalur pejalan kaki tersebut sudah tidak lagi
difungsikan sebagaimana mestinya. Kebanyakan jalur-jalur pejalan kaki di kota
Medan, khususnya di daerah pusat kota, telah beralih fungsi menjadi kios atau gerai
pedagang kaki lima, pot tanaman, penempatan poster dan papan reklame, parkir
kendaraan, pos polisi, dan berbagai jenis bangunan lainnya yang telah mengganggu
fungsi dari jalur pejalan kaki tersebut.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan indikator tercapainya suatu konsep
pengembangan fasilitas pejalan kaki, sebagai berikut (Utermann, 1984; Marcus dan
Francis 1989; Carr, 1992; Rubenstein, 1992; Harris dan Dines, 1995; Bromley dan
Thomas, 1993): Keselamatan (safety) yang diwujudkan dengan penempatan
pedestrian, struktur, tekstur, pola perkerasan dan dimensi trotoar (ruang bebas, lebar
efektif, kemiringan); Keamanan, dimana terlindung dari kemungkinan
berlangsungnya tindakan kejahatan dengan merancang penerangan yang cukup atau
struktur maupun lansekap yang tidak menghalangi; Kenyamanan, mudah dilalui dari
berbagai tempat dengan adanya pelindung dari cuaca yang buruk, tempat istirahat
sementara, terhindar dari hambatan oleh karena ruang yang sempit serta permukaan
yang harus nyaman dipergunakan oleh siapa saja termasuk juga penyandang cacat.
(Widiani,1997); Kenikmatan, diindikasikan melalui jarak, lebar trotoar, lansekap
yang menarik serta kedekatan dengan fasilitas yang dibutuhkan; Keindahan, berkaitan
dengan trotoar dan lingkungan disekitarnya. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif deskriptif dan metode kualitatif rasionalistik. Populasi yang
dipilih adalah jalur pejalan kaki di sepanjang koridor jalan Ahmad Yani (Kesawan)
sampai dengan jalan Putri Hijau Medan dengan sampel penelitian adalah pejalan kaki
yang berjalan di sepanjang koridor penelitian terdiri dari 100 orang sampel yang akan
diambil secara acak pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Variabel – variabel
yang ada dalam penelitian ini adalah meliputi koridor sepanjang jalan Ahmad Yani
sampai dengan jalan Putri Hijau, zona – zona jalur pejalan kaki yang meliputi zona
pembatas, zona jalur hijau, zona perabot jalan, dan zona laluan.
Dari hasil penelitian ini diperoleh rekomendasi untuk memperbaiki dan
memperhatikan peletakan perabot jalan agar tidak menganggu aktifitas pejalan kaki
sekaligus mempertimbangkan material dan lebar jalur pejalan kaki sehingga
diharapkan dapat menciptakan suatu ruang kota yang akrab dan ramah terhadap
penghuninya. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | jalur pejalan kaki | en_US |
dc.subject | ruang kota yang akrab | en_US |
dc.title | Kajian Terhadap Jalur Pejalan Kaki di Koridor Jalan Ahmad Yani-Jalan Putri Hijau Medan dalam Upaya Menciptakan Ruang Kota yang Akrab | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM097020016 | |
dc.description.pages | 149 Halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |