dc.description.abstract | Masalah lalu lintas di kota Medan menjadi gejala yang perlu diperhatikan dan
ditangani secara bijak dan tepat melalui berbagai penanganan terutama penanganan
jangka pendek dalam bentuk penanganan seketika (aktion plant) pada lokasi-lokasi
bermasalah yang ada, salah satu bentuk penanganan yang dilakukan adalah dengan
cara mengkoordinasi beberapa persimpangan yang ada dilokasi studi .
Lokasi penanganan pada penelitian ini terdiri dari lokasi penanganan -1 dan lokasi
penanganan -2 yang ditentukan berdasarkan jarak antar simpang yang berdekatan
diukur dengan nilai coupling indeks yang nilainya harus lebih besar sama dengan 0.5.
Setelah dilakukan penanganan dengan koordinasi simpang dan disimulasi dengan
cara coba-coba (trial error) pada lokasi penanganan diperoleh penurunan nilai
tundaan dari sebelum sampai sesudah dikoordinasikan sekitar 64% pada
persimpangan Jl B Katamso-Jl Ir Juanda, 60.2 % pada Jl Iskandar muda Jl Gajah
Mada, 37.5 % pada Jl Iskandar muda-Jl Kh Wahid Hasym-Jl Jamin Ginting serta 29.5
% pada Jl Abdulla Lubis Jl Iskandar Muda.
Koordinasi persimpangan mampu meloloskan jumlah volume lalu lintas pada lokasi
penanganan -1, sebesar 1051 smp/jam pada lajur-A dan sebesar 1240 smp/jam pada
lajur -B, atau rata-rata 26,9 % pada lajur-A dan 22.5 % pada lajur-B. Sedangkan pada
lokasi penanganan 2 , setelah dilakukan koordinasi persimpangan volume lalu lintas
yang mampu diloloskan pada lajur _A sebesar 1625 smp/jam, laju-B sebesar 780
smp/jam, atau rata-rata 38.5 % pada lajur-A dan 7 % pada lajur-B.
Kecepatan perjalanan pada lokasi penanganan -1 segmen Jl B Katamso I, setelah
dikoordinasikan mengalami penurunan kecepatan perjalanan dari 40.2 km/jam
menjadi 29.8 km/jam pada lajur-A dan sebesar 50.6 km/jam menjadi 29.8 km/jam
pada lajur-B, untuk segmen Jl B Katamso II setelah koordinasi simpang baru
mengalami peningkatan dari 35.2 km/jam menjadi 49.5 km/jam pada lajur-A dan
sebesar 45.2 km/jam menjadi 49.5 km/jam pada lajur-B, sedangkan pada lokasi
penanganan -2 segmen Jl Iskandar muda III setelah koordinasi simpang mengalami
peningkatan dari 27.8 km/jam menjadi 54.4 km/jam pada lajur A dan sebesar 39.1
km/jam menjadi 54.4 km/jam pada lajur-B.
Waktu tempuh setelah dilakukan koordinasi simpang pada loksi penanganan -1
segmen Jl B Katamso I menurun dari 37 detik menjadi sebesar 50 detik pada lajur-A
dan 29 detik menjadi sebesar 50 detik pada lajur-B, atau mengalami penurunan
sebesar -14 % pada lajur-A dan -26 % pada lajur-B. Sedangkan pada segmen Jl B
Katamso II setelah dilakukan koordinasi simpang waktu tempuhnya meningkat
menjadi sebesar 66 detik pada lajur-A dan 66 detik pada lajur-B, atau sebesar 17 %
pada lajur-A dan 5 % pada lajur-B. Sedangkan pada lokasi penanganan 2 segmen Jl
Iskandar muda III waktu tempuh setelah dilakukan koordinasi simpang meningkat
menjadi sebesar 41 detik pada lajur-A dan 41 detik pada lajur-B, atau sebesar 32 %
pada lajur-A dan 26 % pada lajur-B. Untuk segmen Jl Iskandar muda II setelah
dilakukan koordinasi simpang waktu tempuhnya meningkat menjadi sebesar 66 detik pada lajur-A dan 66 detik pada lajur-B, atau sebesar 38 % pada lajur-A dan 33 %
pada lajur-B.
Secara umum koordinasi simpang mampu meningkatkan kinerja persimpangan pada
lokasi penanganan -1 dan lokasi penanganan-2 dari pada sebelum dilakukan
koordinasi simpang. | en_US |