Hubungan Kehamilan Dengan Gangguan Pendengaran dan Fungsi Koklea Berdasarkan Pemeriksaan Audiometri Nada Murni dan Transient Evoked Otoacoustic Emission (Teoae)
Abstract
Introduction : The hormonal system of women is unique because of the cyclical changes observed during pregnancy, menstrual cycle and menopause. Pregnancy itself causes hormonal changes may increase thrombogenic risk and also the cardiovascular which later cause an interruption of cochlear microcirculation, leading to the development of hearing loss. In some lteratures confirm that hearing loss and cochlear function disorder during the third trimester of pregnancy. Purpose : To determine the association between pregnancy and hearing loss, also cochlear function disorder by pure tone audiometri and transient evoked otoacoustic emissions (TEOAE) assessment. Method : a prospective study consisted of 25 pregnant women and 25 non pregnant women. Each group will be checked for hearing threshold and cochlear function by pure tone audiometric and transient evoked otoacoustic emissions(TEOAE)assessment. Result : The age ranged between 20 and 39 years (mean 28 years). Among pregnant group most are ≥ 28 years (60%). Primigravida found in 64 % of pregnancy. The gestational age ranged between 27-40 weeks (mean 33 weeks), 52% pregnancy was < 33 weeks. In pregnant group the pure tone audiometry (PTA) were mostly normal (88%) while among non pregnant was 100%. 90.9% with refer TEOAE were in pregnant group while non pregnant group was 9.1%. Conclusion : There was no significant association between pregnancy and hearing loss (p>0.05). There was significant association between pregnancy and cochlear function disorder, and between multigravida and cochlear function disorder (p<0.005). Pendahuluan : Sistem hormonal pada wanita sangat unik dikarenakan adanya perubahan siklus selama kehamilan, menstruasi dan menopause. Perubahan hormon pada kehamilan selain meningkatkan risiko trombogenik, mempengaruhi sistem kardiovaskular juga mengganggu sirkulasi koklea, sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan fungsi pendengaran. Pada beberapa literatur, ditemukan adanya gangguan pendengaran dan fungsi koklea saat kehamilan trimester ketiga yang digambarkan melalui hasil audiogram dan emisi otoakustik. Tujuan : Mengetahui hubungan kehamilan dengan gangguan fungsi pendengaran dan fungsi koklea berdasarkan pemeriksaan audiometri nada murni dan transient evoked otoacoustic emissions(TEOAE). Metode : Studi prospektif terdiri dari dua kelompok yaitu wanita tidak hamil dan wanita hamil yang masing-masing terdiri dari dua puluh lima orang yang diperiksa fungsi pendengaran dan koklea dengan pemeriksaan audiometri nada murni dan TEOAE. Hasil Penelitian : Diperoleh rentang usia 20-39 tahun dengan rerata 28 tahun. Pada wanita hamil, kelompok umur ≥ 28 tahun sebesar 60%. Primigravida merupakan status gravida yang paling banyak ditemukan (64%). Rentang masa gestasi berkisar antara 27-40 minggu dengan rerata 33 minggu, dimana < 33 minggu sebesar 52%. Diperoleh ambang dengar normal sebesar 88% dan gangguan pendengaran ringan sebesar 12% pada kelompok wanita hamil dan ambang dengar normal ditemukan pada seluruh wanita tidak hamil (100%). Diperoleh 90.9% hasil TEOAE refer pada wanita hamil dan 9.1% pada wanita tidak hamil. Kesimpulan : Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara kehamilan dengan gangguan pendengaran (p>0.05). Ditemukan adanya hubungan antara kehamilan dengan gangguan fungsi koklea dan antara kehamilan multigravida dengan gangguan fungsi koklea (p<0.05).
Collections
- Master Theses [199]