Tindak Tutur dalam Interaksi Sosial di Pasar Tradisional Aksara
View/ Open
Date
2008Author
Rostina
Advisor(s)
Saragih, Amrin
Sibarani, Robert
Metadata
Show full item recordAbstract
This Analysis entitled “Speech Act in social interaction in Medan Aksara tradisional market” The method used in this analysis is Qualitative inductive Data of analysis consist of conversation/speech act in social interaction in Aksara traditional market (utterances between buyers and sellers). Data are pragmatic which deals with the functions of language that is speech act introduced by Austin and adjacency pair by coal thard, and systemic functional linguistic theory related to conversation structure. The findings of this analysis indicate that conversation/speech act in social interaction in Medan Aksara traditional market include illocutionary acts (perlocutionary acts, speech act which is the most dominant is Directive (questioning, requesting, asking for, challenging etc). A conversation has structure which is limited by adjacency pair, it is found that there are eight adjacency pairs included in social interaction in Medan – Aksara traditional market: (1) greeting pattern, (2) calling – Answering pattern, (3) information asking and giving pattern, (4) complaining – apologizing, (7) bargaining – refusing pattern, (8) questioning – answering pattern. Conversational structures found in Medan Aksara traditional market have dynamics that make them not linear. The longest conversation consists of six conversational units. The language used in conversation in Medan Aksara traditional market is nonformal. Penelitian ini berjudul “Tindak Tutur dalam Interaksi Sosial di Pasar Tradisional Aksara Medan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif induktif. Data yang digunakan adalah percakapan/tindak tutur dalam interaksi sosial di pasar tradisional Aksara (tuturan antara pembeli dan penjual). Data dikumpulkan dengan menggunakan alat rekam lalu data direduksi dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna, data yang tidak penting dibuang atau disisihkan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pragmatik yang membahas fungsi-fungsi bahasa yakni tindak tutur oleh Austin dan pola pasangan Berdampingan/Bersesuaian oleh Coulthard, dan struktur percakapan teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS). Temuan penelitian menunjukkan bahwa percakapan/tindak tutur dalam berinteraksi sosial di pasar tradisional Aksara Medan adalah tindak ilokusi (representatif/asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklarasi) dan tindak perlokusi. Tindak tutur yang paling dominan adalah tindak direktif (pertanyaan, memohon, menyuruh, menantang, dan lain-lain). Suatu percakapan juga mempunyai struktur yang dibatasi dengan pola pasangan berdampingan/bersesuaian. Ditemukan ada delapan Pola pasangan berdampingan/bersesuaian, ditemukan ada delapan (8) pola pasangan berdampingan/bersesuaian yang terdapat dalam interaksi sosial di pasar tradisional Aksara Medan, antara lain (1) pola sapaan-sapaan, (2) pola panggilan-jawaban, (3) pola permintaan informasi-pemberian, (4) pola keluhan-mengakui, (5) pola permintaan-pemersilakan, (6) pola penawaran-penerimaan, (7) pola penawaran-penolakan, dan (8) pola pertanyaan-jawaban. Struktur percakapan yang dijumpai di pasar tradisional aksara Medan memiliki gangguan dan tidak selamanya linear. Percakapan yang terpanjang terdiri dari enam unit percakapan, pemakaian bahasa dalam percakapan di pasar tradisional aksara adalah bahasa nonformal.