Tindak Tutur dalam Upacara Perkawinan Masyarakat Batak Toba
View/ Open
Date
2008Author
Sibarani, Tomson
Advisor(s)
Sibarani, Robert
Saragih, Amrin
Metadata
Show full item recordAbstract
Traditional ceremony Toba Batak is a ceremony in which ‘Dalihan Na Tolu
elements’ present. The elements consist of ‘hula-hula’, ‘dongan sabutuha” and
‘boru’ who participate actively in the ceremony. It usually begins with dining
together then ‘marhata’ (talking about important things in wedding ceremony
according to the custom). In ‘marhata’, dalihan na tolu elements are the main persons who have
important role in talking about the custom. Speech acts which are used differently by
hula-hula, dongan sabutuha and boru in accordance with their positions in the
ceremony. This thesis describes speech acts used by hula-hula, dongan sabutuha and
boru, which speech act is dominant, the way to use speech act, types of speech acts
and their functions in the wedding ceremony. This thesis conducts a descriptive
method which include accurate and systematic description of the data. Descriptive
method is choosen in order to describe obviously the object of analysis naturally. The findings of the research reflect that speech acts are found in Batak
traditional ceremony. There are 13 kinds of speech acts: greetings, blessing, praising,
requesting, asking for, promising, suggesting, reminding, pronouncing, thanking,
answering, explaining and asking. From those kinds of speech acts, the dominant
speech act is asking which is used by hula-hula and dongan sabutuha, while
‘answering’and ’explaining’ are dominant to ‘boru’. Speech acts used in ‘marhata’ (marunjuk party) are different with those are
used in daily conversation. Upacara adat Batak Toba adalah upacara yang dihadiri oleh tiga unsur
‘Dalihan Na Tolu’ yaitu hulahula ’pemberi istri’, dongan sabutuha ‘kawan semarga’
dan boru yang berpartisipasi aktif dalam upacara adat. Upacara adat biasanya
didahului oleh makan bersama kemudian dilanjutkan dengan acara marhata ’bicara
adat’. Tindak tutur yang digunakan oleh pihak hulahula, dongan sabutuha dan boru
adalah berbeda sesuai dengan posisinya pada acara tersebut. Dalam penelitian ini
dibahas tindak tutur apa yang digunakan hulahula, dongan sabutuha dan boru, tindak
tutur apa yang dominan, bagaimana cara tindak tutur dilakukan, jenis dan fungsi
tindak tutur dalam perkawinan masyarakat Batak Toba. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dimana akan
dibuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data yang diteliti. Metode
deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan
dengan jelas tentang objek yang diteliti secara alamiah. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa tindak tutur yang ditemukan dalam
upacara perkawinan masyarakat Batak Toba ada 13 jenis tindak tutur yaitu: Tindak
tutur bersalam, memberkati, memohon, memuji, meminta, berjanji, menyarankan,
memperingatkan, mengesahkan, berterima kasih, menjawab, menjelaskan, dan
bertanya. Dari ketiga belas tindak tutur tersebut tindak tutur memohon lebih dominan
dituturkan hulahula dan dongan sabutuha, tetapi tindak tutur boru lebih dominan
dengan tindak tutur menjelaskan dan menjawab. Tindak tutur dalam acara marhata di pesta marunjuk sangat berbeda dengan
tindak tutur sehari-hari dalam masyarakat Batak Toba.