Strategi Adaptasi Migran Buruh Tani pada Masa Sulit di Kelurahan Gundaling 1 Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo

Abstract

Everyone is competing againts each other to get out of poverty and strive so they might be able to survive. Moreover, when experiencing a difficult period such as the eruption of Mount Sinabung, a pandemic of Covid-19 and the instability of the prices of agricultural products. Indonesia, an agricultural country which has agricultural land is very extensive, with the majority of the population are farmers. In some areas farmers have agricultural land that is wide enough and productive as well as requiring more labor so as to form a field a new job. As a result, there is movement or displacement of workers from one area to another that has a high absorption. The population comes from other regions who came to the Karo and working to help farmers in the agricultural land, they are known with migrant farm laborers. Migrant farm workers earn wages on a daily basis based on the agreement of migrant farm laborers, and the owners of the land before starting work. Farm workers should be able to adapt to various situations in order to survive in the middle of the limitations. The efforts made by hodge is the adaptation strategies (coping strategies), that is. The active strategy, passive strategy and social networks. The research conducted aims to determine and describe the adaptation strategies of migrant farm workers in a difficult period in the village of Gundaling I Kecamatan Berastagi. This research method is descriptive qualitative with case study life story and informants selected social characteristics that varied, has been married and at least have 5 years become a farm laborer. Data were collected through Observation, interview and documentation.

Setiap orang berlomba-lomba untuk keluar dari kemiskinan dan berusaha untuk terus dapat bertahan hidup. Apalagi saat mengalami masa sulit seperti erupsi Gunung Sinabung, pandemi Covid-19 dan katidakstabilan harga hasil pertanian. Indonesia, negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dengan mayoritas penduduknya adalah petani. Di beberapa daerah para petani memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan produktif serta membutuhkan tenaga kerja lebih sehingga membentuk sebuah lapangan pekerjaan yang baru. Akibatnya, terjadi pergerakan atau perpindahan tenaga kerja dari satu daerah ke daerah lain yang memiliki daya serap yang tinggi. Penduduk yang berasal dari daerah lain yang datang ke kabupaten Karo dan bekerja membantu petani di lahan pertanian,mereka dikenal dengan migran buruh tani. Migran buruh tani memperoleh upah secara harianberdasarkan kesepakatan migranburuh tani dan pemilik lahan sebelum mulai bekerja. Buruh tani harus dapat beradaptasi dengan berbagai situasi agar dapat bertahan hidup di tengah keterbatasannya. Upaya yang dilakukan oleh buruh tani tersebutmerupakan strategi adaptasi (coping strategies), yaitu strategi aktif, strategi pasif dan jaringan sosial. Penelitian dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi adaptasi migran buruh tani pada masa sulit di desa Gundaling I Kecamatan Berastagi. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan studi kasus life storydan informan yang dipilih dengan karakteristik sosial yang bervariatif, telah berkeluarga dan minimal telah 5tahun menjadi buruh tani. Data dikumpulkan melalui Observasi, wawancara dan dokumentasi.