Struktur Kalimat Pasif Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang
View/ Open
Date
2007Author
Yusuf, Muhammad
Advisor(s)
Siregar, Bahren Umar
Metadata
Show full item recordAbstract
This Contrastive analysis discusses the structure of passive sentences in bahasa Indonesia and Japanese and is mainly hoped to contribute some significances to the development processes of teaching bahasa Indonesia and Japanese in schools. The problems are much related to the patterns of structure and the components of sentence formation. Those aspects are analyzed in the syntactical point of view. This research aims at finding the similarities and dissimilarities in patterns of structure. Based on "Culioli's" theory the methods of the study are descriptive and contrastive analysis. The data are taken from written discourses. The result shows that syntactically the sentences in these two languages have some simikrities, they are arranged of having the main constituents. However, not all active sentences in bahasa Indonesia and Japanese have the same patterns. This is because the accompanying constituents in Japanese own more than two. The passive structure is related to the conrestituent from verbal category. In Japanese, the markers are ~ are (ru) and ~ rare (ru), whille, in bahasa Indonesia the, markers are di- and ter- Analisis Konstrastif kalimat pasif bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk keberhasilan proses belajar mengajar bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Permasalahan yang diteliti ialah pola struktur dan unsure pembentukan kalimat dari aspek sintaksis. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan persamaan dan perbedaan pola struktur dan unsur pembentukan antara kalimat pasif. Dengan menggunakan Teen "Culioli". Metode yang dikembangkan adalah metode analisis deskriftif dan analisis kontrastif Data yang digunakan ialah data yang mengunakan bahasa tulis. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara sintaksis struktur kalimat pada kedua bahasa memiliki persarnaan, yaitu sarna-sarna disusun oleh sebuah konstituen pusat. Namun meski memiliki persarnaan, tidak semua kalimat aktif bahasa Indonesia danbahasa Jepang dapat dipadankan bentuknya secara tepat. Hal ini karena jumlah konstituen pendamping inti bahasa Jepang terkadang lebih dari dua, sedangkan dalam bahasa Indonesia paling banyak dua. Struktur kalimat pasif berhubungan dengan konstituen yang berkategori verba pengisi peran pasif. Pada bahasa Jepang ditandai dengan pemarkah - are (ru) dan -rare (ru), sedangkan dalarn bahsa Indonesia ditandai dengan pemarkah di- dan ter.