Analisis Kontrastif Konstruksi Pasif Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia
Abstract
A contrastive analysis of Arabic and Indonesian passive constructions can give a significant contribution to the teaching and learning process of the Arabic language in Indonesia. The problem investigated in this thesis is the structural patterns and the formal constituents of the passive constructions in the Arabic and the Indonesian language. The analysis has identified several correspondences and differences in the Arabic and Indonesian passive constructions: The Arabic and the Indonesian are correspondent in three structural patterns, i.e. , and . The pattern consists of correspondent syntactic constituents, i.e, fined NP, Patient, fined by VP. Specifically for in pattern, it can be fined by sentence constituent. The Arabic does not have a three-place pattern, i.e. and it’s variant because the usually fined by NP agent is always not instantiated. Meanwhile, the Indonesian has the pattern with ten variants. The former language has only one pattern with intransitive verb, i.e. while the letter has the pattern and its six variants. The suffix pronoun, a constituent filling the in pattern is present in the Arabic but not in the Indonesian. The Arabic passive construction with a structural passive marker has two patterns, i.e., and . The Arabic is comparable to the Indonesian. . The Indonesian passive construction with a structural marker is comparable to the Arabic active construction that has undergone object fronting. The Indonesian lexical passive marker is not comparable to the Arabic. Analisis Kontrastif Konstruksi Pasif Bahasa Arab dengan Bahasa. Indonesia dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk keberhasilan proses belajar mengajar bahasa Arab di Indonesia. Permasalahan yang diteliti adalah pola struktur dan unsure pembentukKP BA dan KP BI dari aspek sintaksis. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan persamaan dan perbedaan pola struktur dan unsur pembentuk antara KP BA dengan KP BI. Teori yang dipakai adalah teori "Culioli". Metode yang dikembangkan adalah metode analisis deskriptif dan analisis kontrastif. Data yang dipakai adalah data bahasa tulis dari bahasa Arab dan bahasa Indonesia baku. Setelah dilakukan analisis ditemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan: KP BA dan KP BI memiliki persamaan pada tiga pola struktur yaitu < b r >, < r b > dan < r >. Pola-pola ini diisi dengan unsur-unsur pembentuk, yaitu : b diisi dengan FN,Psn., r diisi dengan FV, . Khusus b pada pola < r b > dapat diisi dengan K. Perbedaan: Di dalam KP BA pola yang terdiri dari tiga tempat yaitu pola <bra> dengan segala variasi turunannya tidak ada, karena tempat a yang biasanya diisi dengan FN,Agn., selalu tidak diinstansiasikan. Sedangkan di dalam KP BI pola <bra> dengan segala variasi turunannya semuanya berjumlah sepuluh pola. KP BA dengan verba bitransitif hanya ada satu pola yaitu pola <r b1 b2>. Sedangkan KP BI dengan verba bitransitif melipti enam pola. Pronomina sufiks sebagai unsur pembentuk yang mengisi tempat b pada pola < r b > ada di dalam BA tetapi tidak ada di dalam BI. KP BA dengan pemarkah pasif struktural memiliki dua pola yaitu < b b’r’ > dan < b’r’ >. KP BA dengan pola < b b’r’ > memiliki keterbandingan dengan KP BI dengan pola < b r >. KP BI dengan pemarkah pasif strktural memiliki keterbandingan dengan konstruksi aktif BA yang telah mengalarni pengedepanan obyek KP BI dengan pemarkah pasif leksikal tidak memiliki keterbandingan dengan KP BA.