Metafora dalam Surat Keputusan

Abstract

The present thesis deals with the grammatical metaphors in Indonesian decrees based on Systemic Functional Linguistic approach. The objectives of this study are to describe the types of grammatical metaphors found in the data source, to derive the most dominant type of grammatical metaphor, and to interpret the messages written by the authors through the realization of grammatical metaphors. The data are derived from Indonesian decrees issued by the governmental and non-governmental institutions. The number of data source is determined by using the accidental sampling technique with each institution is represented by 15 decrees. Methods of collecting and analyzing data are observing and recording techniques (teknik simak-catat) and identifying (teknik pilah), selecting (teknik bagi), determining (teknik ganti) techniques proposed by Sudaryanto, and followed by Halliday technique in analyzing grammatical metaphors such as analyzing grammatical metaphor realizations of congruent and metaphorical forms. The findings indicate that grammatical metaphor types found in governmental and non-governmental decrees are the ideational metaphor consists of relocation of ranks and metaphor of process, the interpersonal metaphor consists of metaphor of vocative, mood and modality, the textual metaphor consists of metaphor of reference, conjunction and theme. Textual metaphor is dominantly used in governmental and non-governmental decrees. The obtained findings in governmental decrees indicate birocracy which indirectly reflect power and gap while in non-governmental decrees imply transparency, freedom uncouthly tied with roles, egalitarian and solidarity.

Tesis ini mengkaji metafora gramatikal pada Surat Keputusan (SK), berdasarkan teori Linguistik Fungsional Sistemik (LFS). Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsi tipe meta fora grarnatikal yang terdapat dalam SK institusi pemerintah dan non-pemerintah, jenis metafora yang dominan, dan implikasi atau pesan yang disampaikan oleh pembuat SK melalui realisasi metafora gramatikal. Sumber data penelitian ini adalah SK yang dikeluarkan institusi pemerintah dan non-pemerintah. Dengan jumlah sampel 15 SK institusi pemerintah dan 15 SK non-pemerintah, dengan menggunakan teknik sampling kebetulan. Metode pengumpulan data dan analisis data menggunakan teknik simak-catat dan teknik pilah, teknik bagi dan teknik ganti yang dikemukakan oleh Sudaryanto yang kemudian diteruskan dengan teknik analisis ekspresi metafora, menginterpretasikan bentuk kongruen dan membandingkan realisasi metafora dan realisasi lazim. Temuan penelitian menunjukkan bahwa jenis metafora gramatikal pada SK pemerintah dan non-pemerintah meliputi metafora pemaparan pengalaman terdiri atas relokasi peringkat dan metafora proses, kemudian metafora pertukaran pengalaman terdiri atas metafora vokatif, metafora modus dan metafora modalitas serta metafora pengorganisasian pengalaman terdiri atas metafora rujukan, metafora konjungsi dan tematisasi. Metafora pengorganisasian pengalaman dominan digunakan pada SK institusi pemerintah dan non-pemerintah. Temuan yang diperoleh pada SK pemerintah mengindikasikan birokrasi yang secara tidak langsung merefleksikan kekuasaan dan jarak sedangkan pada SK non-pemerintah memberi implikasi keterbukaan, bebas tidak kaku dengan peraturan dengan memperhatikan persamaan hak dan solidaritas.