Use of Deixis in Donald Trump’s Campaign Speech

Abstract

The aims of this study are (1) to find out the types of deixis in Donald Trump‟s campaign speech, (2) to find out the reasons for the use of dominant type of deixis in Donald Trump‟s campaign speech and (3) to find out whether or not the deixis is used appropriately in Donald Trump‟s campaign speech. This research is conducted by using qualitative content analysis. The data of the study are the utterances from the script Donald Trump‟s campaign speech. The data are analyzed by using Levinson (1983) and Yule (1996) theories. The results of the study shows that (1) In the Donald Trump‟s campaign speech, the 5 types of deixis are found, there are 472 deictic words (2) The dominant type of deixis in Donald Trump‟s campaign speech is personal deixis. Because in campaign speech, personal deixis plays a very important role. It can be used to represent the speaker‟s identity through the way the speaker refers to himself, his opponent, and his audience. (3) The use of deixis in Donald Trump‟s campaign speech is appropriate because it fits on the context. In Donald Trump‟s campaign speech, there is context of situation because the situation appropriate with the current theme. In cultural general knowledge in campaign speech is “Thank You”, because that is a common expression of gratitude. Donald Trump use “Thank You” to appreciate the listeners. The data of this study are the utterances from the script of campaign speech. So, interpersonal knowledge was not found in Donald Trump‟s campaign speech, because there is no interaction between Donald Trump with listeners and only Donald Trump share the cause of terrors incident that had happened and all about the past his rival by unknown listeners. In co-textual is “We”, because between speaker and listeners knew what topics talked about.

Penelitian ini bertujuan (1) untuk menemukan tipe-tipe deiksis didalam pidato kampanye Donald Trump, (2) untuk menemukan alasan-alasan penggunaan tipe deiksis yang dominan didalam pidato kampanye Donald Trump dan (3) untuk menemukan apakah deiksis digunakan tepat atau tidak dalam pidato kampanye Donald Trump. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis isi kualitatif. Data penelitian adalah ujaran dari naskah pidato kampanye Donald Trump. Data dianalisis dengan menggunakan teori Levinson (1983) dan Yule (1996). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa (1) dalam pidato kampanye Donald Trump ditemukan 5 tipe deiksis, dan terdapat 472 kata deiksis (2) tipe deiksis yang dominan dalam pidato kampanye Donald Trump adalah deiksis persona, karena dalam pidato kampanye, deiksis persona memiliki peranan penting. Deiksis persona dapat digunakan untuk mewakili identitas pembicara selama pembicara mengacu pada dirinya sendiri, pekerjaannya dan pendengarnya. (3) penggunaan deiksis dalam pidato kampanye Donald Trump sudah tepat karena sesuai dengan konteks. Dalam pidato kampanye ini terdapat konteks situasi, karena situasi yang sedang terjadi sesuai dengan tema yang diangkat. Konteks budaya dalam pidato kampanye adalah “Terima Kasih”, karena itu umum untuk ungkapan rasa syukur. Donald Trump menggunakan “Terima Kasih” untuk menghargai pendengar. Data dipenelitian ini adalah ujaran dari naskah pidato kampanye Donald Trump. Jadi, konteks interpersonal tidak ditemukan dalam pidato kampanye karena tidak ada interaksi antara Donald Trump dengan pendengar dan hanya Donald Trump yang berbagi penyebab kejadian teror-teror yang telah terjadi dan tentang semua masa lalu saingannya yang tidak diketahui oleh pendengar. Dalam koteks adalah “Kita”, karena antara pembicara dan pendengar tahu tentang topik yang dibicarakan.