dc.description.abstract | Di Indonesia prevalensi anemia nutrisi,terutama anemia defisiensi besi masih tinggi. Hasil survei menemukan bahwa prevalensi anemia menurun dari 63,5% pada tahun 1992 menjadi 50,5% pada tahun 1995,sedang pada tahun 1997 sudah menjadi 30-40%. Pene1itian dilakukan terhadap 40 wanita hamil trimester II (31 orang) dan III (9 orang) dengan Raneangan eksperimental dan pendekatan longitudinal. Pemeriksaan kadar hemoglobin dan ferritin dilakukan sebelum dan setelah pemberian sulfas ferrosus. Kepada setiap subjek diberikan tablet sulfas ferro sus (kandungan Fe = 60 mg) dua kali sehari selama tiga minggu. Pemeriksaan kadar hemoglobin dilakukan dengan metode pembentukan sianhemoglobin dengan CEll-Dyne 1700, dan kadar ferritin dengan metode Elisa dengan IMX Ferritin di laboratorium Rumah Sakit Gleneagle medan. Cut-Off Point untuk Hemoglobin adalah 11 gr%,sedang batas ketiadaan cadangan besi tereermin dari kadar ferritin yang kurang dari 12 ng/mL. Hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin menunjukkan 27 orang (67,5%) menderita anemia,dari kelompok ini satu orang termasuk anemia berat,sedang sisanya anemia ringan. Untuk keseluruhan sampel dan kelompok wanita hamil anemia, suplementasi sulfas ferrosus menyebabkan peningkatan kadar hemoglobin yang signifikan (p=0,012;p<0,004). Sedang pada wanita hamil kelompok non-anemi,tidak tampak perubahan yang signifikans (p>0, 5). Pada semua sampel dan sampel dengan kadar ferritin awal < 12 ng/mL,suplementasi sulfas ferrosus menyebabkan kenaikan kadar ferritin seeara signifikan (p=0,00l;p=0,00),sedang subjek dengan kadar ferritin awal ? 12 ng/mL, tidak terjadi kenaikan yang signifikan (p=0,77). Pada subjek yang anemi,baik secara keseluruhan maupun yang kadar ferritin awalnya < 12 ng/mL ,suplemetasi menunjukkan kenaikan kadar ferritin yang signifikan (p=0,002,;p<0,001). Sedang pada sample yang kadar ferritin awalnya ? 12 ng/mL,tidak signifikan (p>0,5). Pada subjek yang tidak anemi, baik secara keseluruhan maupun yang kadar ferritin awalnya < 12 ng/mL (p=0,2) ,apalagi yang kadar ferritin awalnya ? 12 ng/mL,setelah suplementasi,kadar ferritin tidak naik secara signifikan (p>0,5;p=0,2;p>0,2). Suplementasi sulfas ferrosus tidak menyebabkan kenaikan kadar hemoglobin yang signifikan, baik pada trimester II maupun trimester III (p=0, 056;P=0, 1), sedang kenaikan kadar ferritin yang signifikan hanya terjadi pada wanita hamil trimester II (p=0,002). Tidak ada korelasi antara kedar hemoglobin dengan kadar ferri tin, baik sebelum (p=0, 193) maupun setelah (p=0,735) suplementasi. Tetapi peningkatan/penurunan kadar hemoglobin selalu dikuti peningkatan/penurunan kadar ferritin (p=0) . | en_US |