dc.description.abstract | Identifikasi dari tubuh seseorang yang tidak dikenal, baik yang masih hidup ataupun sudah mati dapat dilakukan bagi kepentingan penyidikan perkara – perkara pidana dan bagi tugas – tugas kepolisian yang lain seperti misalnya pada peristiwa bencana alam, kecelakaan yang mengakibatkan korban massal (mass disaster) atau pada peristiwa ditemukannya seseorang dengan demensia atau kelainan jiwa yang sulit diajak komunikasi.
Banyaknya bagian – bagian yang berbeda dari tubuh dapat digunakan untuk memperkirakan tinggi seseorang. Dalam antropologi forensic, metode umum mengestimasi tinggi para korban adalah mengukur panjang tulang dan mengolah data. Ukuran bagian – bagian tubuh lainnya seperti panjang telapak kaki, panjang lengan atas, panjang lengan bawah dan telapak tangan juga dapat digunakan. Meskipun ukuran – ukuran yang telah disebutkan, umumnya tidak tersedia dan didasarkan pada bukti yang tertinggal di tempat kejadian perkara.
1
Banyak peneliti telah melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara tinggi badan dari beberapa panjang bagian tubuh korban atau tulang – tulang seperti, menentukan tinggi badan berdasarkan tulang – tulang panjang yang masih segar atau yang sudah tidak segar yang dilakukan oleh Karl Pearson’s di Eropa (1899).
2 Trotter dan Glesser’s (1952 dan 1958) membuat formula penentuan tinggi badan pada ras mongoloid berdasarkan panjang tulang. | en_US |