Analisis Perencanaan Peruntukan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove untuk Pengembangan Wilayah di Kawasan Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai
View/ Open
Date
2011Author
Purwoko, Agus
Advisor(s)
Sirojuzilam
Sumono
Supriana, Tavi
Metadata
Show full item recordAbstract
Mangrove represents the main ecosystem in coastal area of Serdang Bedagai
Regency. In term of regional development mangrove ecosystem is one of main pillar
in this area, therefore it requires to be studied and planned properly in both
management and utilization. This research was aimed to analyze; 1) the damage of
mangrove ecosystem along coastal; 2) land suitability of mangrove ecosystem along
coastal; 3) factors that effect on the level of mangrove ecosystem’s damage and land
suitability; 4) the influence of damage and land suitability level of mangrove
ecosystem into regional development of coastal; and 5) the strategy of mangrove
ecosystem management in supporting regional economic development of coastal area
of Serdang Bedagai Regency.
The result of this research indicated that generally mangrove ecosystem in
coastal area of Serdang Bedagai Regency was on the category between medium to
damaged range (score 2.4). The land suitability of mangrove ecosystem was also in
medium to unsuitable range (score 2.6). Some factors such as security intensity,
mangrove harvesting, brackish culture, plantation activity, utilizing of non wood
forest product, extension and socialization, the existence of mangrove wood
processing industry, the existence both of society group and non government
organization, and society understanding to mangrove ecosystem that all together
showed a significant effect on the damage and land suitability level of the mangrove
ecosystem. Another result showed partially: a) only factors of security activity
intensity, harvesting of mangrove wood activity, brackish culture, agricultural
activity, the existence of society group and the society understanding to mangrove
ecosystem effected on the damage of mangrove ecosystem in coastal area; b) only
factors of security activity intensity, harvesting of mangrove wood activity,
agricultural activity, the existence of society group and the society understanding to
the mangrove ecosystem effected on the damage of mangrove ecosystem in coastal
area. Furthermore, both damage and land suitability level of mangrove ecosystem
effected on regional development in coastal area. However, partially only the land
suitability level of mangrove ecosystem effected on regional development in coastal
area and represent the significant result. Thereby, intensity of security activity,
harvesting of mangrove wood activity, brackish culture activity, agricultural activity,
the existence of society group and the society understanding to the mangrove
ecosystem can be used as regional development prediction value in coastal area of
Serdang Bedagai Regency through land suitability level of mangrove ecosystem.
Among all quadrant of strategies, the chosen one as priority strategy is overcoming
weakness and threat (WT), to develop effective collaborative management institution
in dealing with environmental education function and mangrove ecosystem
conservation in supporting regional development of coastal area. Mangrove merupakan ekosistem utama di kawasan pesisir Kabupaten Serdang
Bedagai. Ekosistem mangrove merupakan salah satu pilar utama pengembangan wilayah
di kawasan ini, oleh karena itu perlu dikaji dan direncanakan dengan baik
pengelolaan/pemanfaatannya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk; 1)
menganalisis kerusakan ekosistem mangrove yang terjadi di kawasan pesisir; 2)
menganalisis kesesuaian peruntukkan lahan mangrove yang terjadi di kawasan pesisir; 3)
menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kerusakan dan tingkat
kesesuaian peruntukkan ekosistem mangrove; dan 4) menganalisis pengaruh kerusakan
dan kesesuaian peruntukkan ekosistem mangrove terhadap pengembangan wilayah di
kawasan pesisir; dan 5) mengkaji strategi pengelolaan ekosistem mangrove yang
mendukung pengembangan perekonomian wilayah pesisir Kabupaten Serdang Bedagai.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum telah terjadi kerusakan
ekosistem mangrove pada desa-desa di kawasan pesisir Kabupaten Serdang Bedagai
dengan kategori kerusakan rata-rata antara sedang – rusak (skor 2.4). Adapun tingkat
kesesuaian peruntukkan ekosistem mangrove juga berada pada kategori rata-rata antara
sedang - tidak sesuai (skor 2.6). Faktor-faktor seperti intensitas pengamanan, penebangan
kayu bakau, kegiatan pertambakan, kegiatan perkebunan, pemanfaatan hasil hutan non
kayu, intensitas penyuluhan/sosialisasi, kedekatan dengan industri pengolahan kayu
bakau, keberadaan kelompok swadaya masyarakat, keberadaan lembaga swadaya
masyarakat, tingkat pemahaman masyarakat terhadap lingkungan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap tingkat kerusakan dan kesesuaian peruntukkan ekosistem mangrove
di Kabupaten Serdang Bedagai. Adapun secara parsial ; a) hanya faktor-faktor intensitas
kegiatan pengamanan, kegiatan penebangan, kegiatan pertambakan, kegiatan pertanian,
keberadaan/peranan kelompok swadaya masyarakat dan tingkat pemahaman masyarakat
terhadap ekosistem mangrove yang terbukti berpengaruh secara nyata terhadap kerusakan
ekosistem mangrove, b) hanya faktor-faktor intensitas kegiatan pengamanan, kegiatan
penebangan, kegiatan pertanian, keberadaan/peranan kelompok swadaya masyarakat dan
tingkat pemahaman masyarakat terhadap ekosistem mangrove yang terbukti berpengaruh
secara nyata terhadap kesesuaian peruntukan ekosistem mangrove di kawasan. Tingkat
kerusakan dan kesesuaian peruntukkan ekosistem mangrove secara bersama-sama
berpengaruh secara nyata terhadap pengembangan wilayah di kawasan. Akan tetapi
secara parsial hanya tingkat kesesuaian peruntukkan ekosistem mangrove yang
berpengaruh secara nyata terhadap pengembangan wilayah di kawasan pesisir dan
merupakan jalur yang signifikan. Dengan demikian, intensitas kegiatan pengamanan,
kegiatan penebangan, kegiatan pertambakan, kegiatan pertanian, keberadaan/peranan
kelompok swadaya masyarakat dan tingkat pemahaman masyarakat terhadap ekosistem
mangrove bisa digunakan sebagai penduga pengembangan wilayah di kawasan pesisir
Kabupaten Serdang Bedagai melalui jalur tingkat kesesuaian peruntukan ekosistem
mangrove. Dari semua kuadran strategi, strategi yang terpilih sebagai prioritas adalah
strategi mengatasi/menanggulangi kelemahan dan ancaman (WT) yaitu mengembangkan
kelembagaan pengelolaan ekosistem mangrove kolaboratif yang efektif dalam
melaksanakan fungsi pendidikan lingkungan dan pengamanan/pelestarian ekosistem
mangrove yang mendukung pengembangan wilayah pesisir