Show simple item record

dc.contributor.advisorSiregar, Otman
dc.contributor.authorYudhadibrata, R Permana
dc.date.accessioned2021-09-27T11:19:01Z
dc.date.available2021-09-27T11:19:01Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/43872
dc.description.abstractBackground: Sagittal spinopelvic alignment is correlated with development of degenerative spine disease. This study aims are to asses pelvic incidence in various degenerative spine disease and is the pelvic incidence correlated with outcome of spine surgery. Material and Methods: This was a cross sectional retrospective study. Samples were patients with degenerative spine disease who had underwent spine surgery. Pre-operatively we assessed age, sex, pelvic incidenece (PI), visual analogue score (VAS), and owestry disability index (ODI). Outcome were VAS and ODI at final follow-up. Result: there were 36 samples 13 male, and 23 female with mean age 51.61, 21 underwent laminectomy and 15 laminectomy with posterolateral fusion with instrumentation, mean follow-up was 20.02 months. Mean PI was 50.63 and did not correlate with age, sex or diagnose. Mean VAS pre-op was 8.05 and ODI was 70.74%. Post-operatively there were improvement of VAS (2.75) and ODI (38.40%). VAS and ODI post-op were correlate with age, diagnose and types of surgery, but did not correlate with PI. Conclussion: Pelvic incidence did not correlate with outcome of spine surgery in degenerative spine disease.en_US
dc.description.abstractLatar belakang: Sagittal spinopelvic alignment sangat berpengaruh terhadap berbagai penyakit degeneratif termasuk nyeri pinggang bawah (low back pain LBP), dan penyakit degeneratif lumbal. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pelvic incidence pada berbagai penyakit degeneratif tulang belakang dan apakah pelvic incidence mempengaruhi hasil akhir dari pembedahan. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang retrospektif, dimana sampel yang dinilai adalah pasien yang telah terdiagnosa dengan penyakit degenerative pada tulang belakang dan telah menjalani tindakan pembedahan. Data awal yang dinilai adalah usia, jenis kelamin, pelvic incidence (PI), derajat nyeri (VAS) dan derajat disabilitas (ODI) sebelum operasi. Hasil akhir pembedahan yang dinilai adalah VAS dan ODI saat follow-up terakhir. Hasil: Terdapat 36 sampel dengan 13 laki-laki dan 23 perempuan dengan rata-rata usia 51,61 tahun, dimana 21 pasien dilakukan tindakan laminectomy dan 15 pasien dilakukan tindakan laminectomy disertai fusi posterolateral dengan instrumentasi, rata-rata follow-up adalah 20.02 bulan. Nilai rata-rata PI adalah 50,63 dan tidak berhubungan dengan oleh usia, jenis kelamin, ataupun, jenis penyakit. Rata-rata nilai VAS sebelum operasi 8.05 dan ODI sebelum operasi 70.74%. Terdapat perbaikan dari nilai VAS dan ODI sesudah operasi (VAS 2.75 dan ODI 38.40%). Nilai VAS dan ODI sesudah operasi berhubungan dengan usia, jenis penyakit dan tindakan operasi. Namun VAS dan ODI tidak berhubungan dengan nilai PI sebelum operasi. Kesimpulan: Nilai PI tidak berhubungan dengan hasil akhir pembedahan pada penyakit degeneratif tulang belakang.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectPelvic Incidenceen_US
dc.subjectVASen_US
dc.subjectODIen_US
dc.subjectPenyakit Degeneratif Tulang Belakangen_US
dc.subjectPembedahan Tulang Belakangen_US
dc.titleHubungan Pelvic Incidence dan Hasil Akhir Pembedahan pada Penyakit Degeneratif Tulang Belakangen_US
dc.typeThesisen_US
dc.description.pages47 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record