Show simple item record

dc.contributor.advisorMuchtar, Muhizar
dc.contributor.advisorPurba, Setia Dermawan
dc.contributor.authorPurba, Rikho Rivandi
dc.date.accessioned2021-09-28T08:09:38Z
dc.date.available2021-09-28T08:09:38Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/43991
dc.description.abstractThis research reviws the exsistence of doding that are created by Taralamsyah Saragih.. The doding started to be known by people in 1950s, especially in Simalungun district. This research also talks a little about arts and cultures of Simalungunsuch as the literatures, the dance, etc. The main topic of reseach in about music that has conection to doding created by Taralamsyah Saragih. Beside that, this reseach also talks about Taralamsyah biography, the analysis of the doding’s lyrics, and the musical structures of the doding. This research use qualitative method and uses various theories and interviews. The reason why thw writer choose this topic as his reseach is the time when Taralamsyah created the doding is the same with the time of other Batak artists such as Nahum Situmorang and Djaga Deparicreated their music, however this Simalungun artist was not as well known as them. This reseach shows that doding created by Taralamsyah Saragih was adopted from the rythm of gondrang Simalungun and Simalungun wind instruments such as sordam, sulim, serunei, and tulila. Those instruments sound typical Simalungun tones that is changed to western notes so that they can be undertstood by people. Beside that, in the middle of social revolution and the bad condition of his economy, he kept creating dances and music. His creations are modern but not leaving the traditional aspects. The use of uppasa (a kind of poem) in his songs’ lyrics is the characteristic of his creations and they are enjoyable and often heard by people until now.en_US
dc.description.abstractPenelitian ini mengkaji tentang keberadaan doding Simalungun karya Taralamsyah Saragih yang mulai dikenal diera 1950an di daerah Kabupaten Simalungun pada khususnya. Didalam penelitian ini juga membahas sedikit tentang seni dan budaya Simalungun antara lain sastra, tari, rupa. Pokok pembahsan yang utama dalam tesis ini yaitu membahas tentang musik yang mencakup doding karya Taralamsyah Saragih, Selain itu tesis ini juga mengangkat tentang, biograpi Taralamsyah, , analisis makna syair dan struktur musiknya. Guna menjawab hal ini akan digunakan metode kualitatif dengan memanfaatkan teori-teori interdisiplin ilmu serta wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan penelitian ini. Salah satu ketertarikan penulis membahas karya ilmiah ini terletak pada era dimana Taralamsyah berkarya sama dengan seniman Batak lainya yaitu Nahum Situmorang dan Djaga Depari, hanya saja kepopuleran seniman Simalungun ini tidak sepopuler rekannya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa doding Simalungun karya maupun gubahan Taralamsyah Saragih diadopsi dari ritme gondrang Simalungun dan Instrumen tiup Simalungun seperti sordam, sulim, serunei dan tulila yang mengeluarkan nada-nada khas Simalungun yang diubah ke notasi barat dengan tujuan agar dapat dikomsumsi masyarkat umum, Selain itu ditengah-tengah revolusi sosial yang menghampirinya serta keadaan ekonomi yang terpuruk beliau masih menyempatkan diri berkarya tari dan musik, dengan hasil ciptaanya yang begitu modern tanpa meninggalkan aspek kedaerahan dimana Taralamsyah dilahirkan. Penggunaan istilah/ pantun atau uppassa dalam lirik lagunya menambah kekhasan karyanya yang sampai saat ini masih enak dan sering didengar.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectdodingen_US
dc.subjectKarya Taralamsyah Saragihen_US
dc.subjectAnalisis, Syairen_US
dc.subjectStruktur Musiken_US
dc.titleDoding Karya Taralamsyah Saragih Analisis Makna Syair dan Struktur Musiken_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM137037007
dc.description.pages262 Halamanen_US
dc.description.typeTesis Magisteren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record