• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Master Theses (Performing Arts)
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Master Theses (Performing Arts)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Landek dalam Upacara Adat Ngampeken Tulantulan Analisis Struktur, Fungsi dan Makna pada Masyarakat Karo di Desa Tiga Juhar

    View/Open
    Fulltext (3.097Mb)
    Date
    2017
    Author
    Manalu, Nadra Akbar
    Advisor(s)
    Muchtar, Muhizar
    Heniwaty, Yusnizar
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    The aim of this research is to analyze the structure, function, and meaning of landek in traditional ceremony ngampeken tulan-tulan of Karo society. On the writing, there are some theories used that related to the research. Such as structure theory, function theory, and meaning theory. Timing of the research based on the traditional ceremony implementation. The place is Tiga Juhar village, Sinembah Tanjung Muda districts, Deli Serdang. Population and sample of this research are every person that involved in traditional ceremony of ngampeken tulan-tulan. Data collection technique is including observation, interview, literature study, documentation, and analyze by descriptive qualitative method.Based on the research, ngampeken tulan-Tulan that means in Bahasa mengangkat tulang (raise bones), is a traditional ceremony that still exist in Karo Society. It is for giving the last respect to parents who died and build up geriten (monument or special building to keep the bones and skull). Landek in ngampeken tulan-tulan has a role to deliver meaning in the ceremony process by the dance movement and express the feeling of grieving families to patient and not dissolved in sadness. Landek as a non verbal communication in Ngampeken Tulan-Tulan can be seen in the structure and the form of performances. To analyze the function of landek individually and socially as a communication media and cultural continuity. The meaning and process of landek while dancing that involving the system of family in Karo society called sangkep nggeluh. Sangkep nggeluh has their own task and duty based on tradition. The symbol of landekis as a deliver meaning in ngampeken tulan-tulan, where sukut, kalimbubu, and anak beru dancing (landek) following the rhythm of music and accompanied by poetry (pengapul) from perkolong-kolong
     
    Tujuan penelitian ini adalah menganalisis struktur, fungsi dan makna landek dalam upacara adat ngampeken tulan-tulan pada masyarakat Karo. Dalam pembahasan ini, digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik, seperti teori struktur, teori fungsi dan teori makna. Waktu penelitian ditentukan sesuai dengan pelaksanaan upacara dilaksanakan. Tempat penelitian yaitu di desa Tiga Juhar Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu Kabupaten Deli Serdang. Populasi dan sempel pada penulisan ini adalah seluruh pelaku yang terlibat dalam upacara adat ngampeken tulan-tulan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi, kemudian di analisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, upacara adat ngampeken tulan–tulan yang dalam bahasa Indonesianya adalah mengangkat tulang, suatu upacara adat yang sampai saat ini masih tetap dilaksanakan oleh masyarakat Karo tujuannya memberi penghormatan terakhir kepada orang tua yang sudah meninggal dengan membangun geriten (tugu atau bangunan khusus untuk menyimpan tengkorak). Landek dalam upacara ngampeken tulan-tulan memiliki peranan menyampaikan maksud dalam proses upacara adat dengan gerak tari yang bertujuan untuk menyampaikan isi hati keluarga yang sedang berduka agar sabar untuk tidak terlarut dalam kesedihan. Landek sebagai komunikasi non verbal dalam upacara adat ngampeken tulan-tulan dapat dilihat dalam struktur isi dan bentuk penyajian landek, menganalisis fungsi landek sebagai media komunikasi dan kesinambungan budaya, makna landek dan proses landek ketika menari yang melibatkan sistem kekerabatan masyarakat Karo disebut dengan sangkep nggeluh. Sangkep nggeluh memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing yang sudah diatur secara adat. Simbol landek sebagai penyampai maksud dalam upacara adat ngampeken tulan-tulan, dimana sukut, kalimbubu dan anak beru menari (landek) mengikuti irama musik dan diiringi syair (pengapul) dari perkolong-kolong.

    URI
    http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/44230
    Collections
    • Master Theses (Performing Arts) [123]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV