dc.contributor.advisor | Setia, Eddy | |
dc.contributor.advisor | Lubis, Masdiana | |
dc.contributor.author | Hasibuan, Ibnu Ajan | |
dc.date.accessioned | 2021-10-13T04:04:05Z | |
dc.date.available | 2021-10-13T04:04:05Z | |
dc.date.issued | 2020 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/44547 | |
dc.description.abstract | This study purpose to analyze the function and realization of the meaning contained in the Poda ni Namonangon Ribut as an ancient script text contained in the Ulu Pungkut sub-district, Mandailing Natal district. This study uses a qualitative method with the documentation method in which the data is sourced from the Medan Archeology Agency. Data were analyzed using Systemic Functional Linguistics theory on Ideational Functions to find metaphors of ideational meaning. The results of the process is dominated by Relational and followed by Material, Verbal, and Mental Process. The results of the analysis of the logical functions of the data also show a relationship with each other despite different taxis forms. The realization of the meaning of the ideational function can be seen in the first bamboo section that uses the noisy bamboo metaphor as a description of the community who want to have offspring, where the aim of Poda was ido napajadi boru "what makes a daughter". In the second bamboo ruwas there is a metaphor that explains the word Na sundat realized with the words "Heavy Rain", "Divorce", "Birds perch", and "ravine". In the third bamboo ruwas, shows that Poda has methafora like when the expectation is reached, it is the services of the writer "Shaman”. Then when the Shaman has explained what the ingredients are. Shaman explained again as an act for Poda. This poda was as preparation for the practice of shamanism. Social context was known starting from the type of text that has a narrative and the conclusion about the solution to the problem of everyone who wants offspring in his family. The tradition of writing with the Mandailing script (sumurat) becomes quite a tradition so that there are ancient texts in the traditional house. Aside from being a traditional archive, Poda was also a cultural heritage of how to cure and concoction that is still thick in the life of the Mandailing community. The animist beliefs and ideologies that were thick with metaphysics still existed long ago. This is one of the elements of the formation of the Mandailing culture which can be seen in Bagas Godang. | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fungsi dan realisasi makna yang terkandung dalam teks Poda ni Namonangon Ribut sebagai naskah kuno yang terdapat in Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode dokumentasi yang mana data bersumber dari penelitian Badan Archeology Medan. Data yang dianalisis menggunakan teori Linguistik Fungsional Sistemik pada Fungsi Ideational dan untuk menemukan metafora dari ideational meaning. Hasil penelitian ini menunjukkan didominasi oleh proses Relational dan diikuti oleh proses Material, Verbal, dan Mental. Hasil analisis fungsi logis dari data juga menunjukkan adanya hubungan satu sama lain meski berbeda bentuk taxisnya. Realisasi makna dari fungsi Ideational dapat dilihat pada ruwas bambu pertama yang menggunakan metafora bambu ribut sebagai deskripsi tentang masyarakat yang ingin memiliki keturunan yang mana tujuan dari Poda ialah ido napajadi boru “what makes a daughter”. Pada ruwas bambu kedua terdapat metafora yang menjelaskan kata Na sundat direalisasikan dengan kata “Hujan Lebat”, “Perceraian”, “Burung bertengger”, “jurang”. Dalam ruwas bambu ketiga, menunjukkan bahwa Poda memiliki metafora seperti ketika harapan tercapai, itu adalah jasa penulis "Dukun". Kemudian ketika Dukun sudah menjelaskan apa saja bahannya. Dukun menjelaskan lagi sebagai tindakan untuk Poda sebagai persiapan untuk praktik perdukunan. Konteks sosial ditemukan dari jenis teks yang memiliki narasi dan kesimpulan penulis tentang solusi untuk masalah semua orang yang ingin pergi dalam keluarganya. Tradisi menulis dengan aksara mandailing (sumurat) menjadi tradisi yang melekat bagi masyarakat sehingga terdapat teks-teks kuno di rumah adat. Selain sebagai arsip tradisional, Poda juga merupakan warisan budaya tentang cara menyembuhkan dan meramu yang masih kental dalam kehidupan masyarakat Mandailing. kepercayaan dan ideologi yang kental dengan metafisika masih ada sejak dulu. Ini adalah salah satu unsur pembentukan budaya mandailing yang bisa ditemukan di Bagas Godang. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Experiential Realization | en_US |
dc.subject | Poda | en_US |
dc.subject | Social Context | en_US |
dc.title | Experiential Realization In The Text of Poda Ni Namonangon Ribut In The Social Context Of Mandailing | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM187009019 | |
dc.description.pages | 112 halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |