dc.contributor.advisor | Sibarani, Robert | |
dc.contributor.advisor | Dardanila | |
dc.contributor.author | Mz, Mycellia Cempaka | |
dc.date.accessioned | 2021-10-25T03:27:13Z | |
dc.date.available | 2021-10-25T03:27:13Z | |
dc.date.issued | 2021 | |
dc.identifier.uri | https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/44646 | |
dc.description.abstract | This research is entitled “Uncle” Pemamanen Tradition in Gayo Alas Community in Aceh Tenggara, Aceh Province: Anthropolinguistic Study. The objectives of this research are: to describe the tradition of harvesting in Khezeki (circumcision) in the Alas community in Aceh Tenggara and what is known as Adat Siempat pekhkakhe or Siempat Perkara especially in the Khezeki (circumcision) tradition which is the core outlined in this study and discusses matters related to customs related to the tradition of harvesting 'uncle'. Defining pemamamen tradition (ontology), implementing the pemamanen tradition (epistemology) and cultural preservation (axiology). The concept used in the research is Anthropolinguistics. Descriptive research using qualitative methods with ethnographic case study approach carried out by interviewing sources directly. The research results found (1) performance; in the tebekhas tradition, the commandment of pekhintah, mhagah, sabhungen silime lime, welcoming the master pemamanen, ngekhane and njagai, (2) the text structure is contained in the ngekhane tradition, and (3) local wisdom The tradition of "uncle" pemamanen in the Alas Community in Aceh Tenggara includes 5 local wisdoms, namely; Mutual cooperation, mutual respect, gratitude, harmony, and politeness | en_US |
dc.description.abstract | Penelitian ini berjudul Tradisi Pemamanen „paman‟ pada Masyarakat Gayo Alas di Aceh Tenggara Provinsi Aceh : Kajian Antropolinguistik. Tujuan dalam penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan tradisi pemamanen pada Khezeki (khitan) di masyarakat Alas di Aceh Tenggara dan yang dikenal dengan Adat Siempat pekhkakhe atau Siempat Perkara khususnya pada tradisi Khezeki (Khitan) yang merupakan inti yang diuraikan dalam penelitian ini dan membahas hal hal yang berkaitan dengan adat istiadat yang berhubungan dengan tradisi pemamanen ‟paman‟. Mendefenisikan tradisi pemamamen (ontologis), pelaksanaan tradisi pemamanen (epistemologis) dan pelestarian budaya (aksiologis). Konsep yang digunakan dalam penelitian adalah Antropolinguistik. Penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus etnografi yang dilakukan dengan mewawancarai narasumber secara langsung. Adapun hasil penelitian ini adalah; (1) performansi; pada tradisi tebekhas, titah pekhintah, mhagah, sabhungen silime lime, penyambutan tuan pemamanen, ngekhane dan njagai, (2) struktur teks terdapat pada tradisi ngekhane dengan shalawat Nabi atau sambutan pada saat pembukaan sebagai penyampaian maksud dalam acara yang diselenggarakan, dan (3) kearifan lokal Tradisi pemamanen „paman‟ pada Masyarakat Alas di Aceh Tenggara mencakup 5 kearifan lokal yakni; Gotong royong, saling menghargai, rasa Syukur, kerukunan, dan kesopanan. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Sumatera Utara | en_US |
dc.subject | Antropolinguistik | en_US |
dc.subject | Tradisi Pemamanen | en_US |
dc.subject | performansi | en_US |
dc.subject | struktur teks dan kearifan lokal | en_US |
dc.title | Tradisi Pemamanen ‘Paman’ pada Masyarakat Gayo Alas di Aceh Tenggara : Kajian Antropolinguistik | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.nim | NIM187009021 | |
dc.description.pages | 136 halaman | en_US |
dc.description.type | Tesis Magister | en_US |