Pengaruh Suhu Tubuh terhadap Outcome Penderita Stroke yang Dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan

Abstract

Background: Stroke is one of cause of death and disability in Indonesia. There is a tendency increase of annual stroke patients. One of factors that influence the prognostic of stroke in acute phase is increase of The Body Temperature. Acute stroke patients who increase their Body Temperature > 37.5°C will reveal large infarct because the hyperthermias exacerbate ischemic neuronal injury area and physiological dysfunction. Methods: This study was a prospective cross-sectional study of 45 stroke patients admitted to Neurology ward at Department of Neurology, School of Medicine, North Sumatera University Adam Malik General Hospital Medan, from March to August 2002. Measurements of The Body temperature were performed using rectal thermometer during 72 hours every 8 hours. The severity of outcome were assessed by Barthel Index at day-0, day-7, and day-14 after admission. The features of The Body temperature in acute phase and the distribution of age and sex were described descriptively. The difference of Body Temperature at day-1, day-7 and day-14 were analyzed using ANOVA and The Chi-Square tests were used to find out the influence of Body Temperature on the severity of stroke. We used p ~ 0.05 for significantly value. Results: Of 45 eligible subjects analyzed 68.9% ischemic stroke and 31.1% hemorrhagic stroke. There were 31.1% hyperthermia, 37.8% normotermia in ischemic stroke groups and 24.4% hyperthermia, 6.7% normotermia in hemorrhagic stroke groups. No significant difference between both sexes and type of stroke (p =0.49). No significant difference between mean age and stroke outcome (p = 0.21). There was a significant difference between Body Temperature and both stroke (p =: 0.03). There was a significant difference among mean Barthel Index at day-0, day-7 and day-14 of the admission (p =: 0.02). There was a significant difference between the influence Body temperature and the severity of stroke (p = 0.02). Conclusions: There was no significant difference between both sexes and type of stroke. No significant difference between mean age and stroke outcome. There was a significant difference between Body temperature and both stroke. There was a significant difference among mean Barthel Index at day-0, day-7 and day-14 of the admission. The was an influence of Body temperature on the severity of stroke.

Latar Belakang: Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan yang utama di Indonesia. Penderita stroke menunjukkan kenaikkan setiap tahunnya. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prognosis stroke pada fase akut adalah suhu tubuh yang meningkat. Penderita stroke akut yang meningkat suhu tubuhnya > 37.5°C akan didapatkan daerah infark yang meluas karena hipertermia mengeksaserbasi jejas iskemik neuron dan disfungsi fisiologis. Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian prospektif Crosssectional. Penelitian dilakukan di Bangsal ilmu Penyakit Saraf FK-USU/RSUP HAM Medan dari Maret sampai Agustus 2002. Pengukuran suhu tubuh dilakukan dengan termometer rektal selama 72 jam dan pengukurannya dilakukan setiap 8 jam. Beratnya outcome stroke diukur dengan Barthel Indeks hari 0, 7 dan 14 hari setelah masuk rumah sakit. Gambaran suhu tubuh penderita fase akut stroke dan distribusi umur dan jenis kelamin dipaparkan secara deskriptif. Perbedaan suhu tubuh pada hari pertama, kedua dan ketiga serta perbedaan Barthel lndeks pada hari pertama, ketujuh dan keempat belas dianalisa dengan uji ANOVA. Uji ChiSquare digunakan untuk mengetahui pengaruh antara suhu tubuh terhadap beratnya stroke. Nilai kemaknaan p ? 0.05. Hasil: Dari 45 sampel yang dianalisa dijumpai 68.9% stroke iskemik dan 31.1% stroke hemoragik. Terdapat 31.1% hipertermia dan 37.8% normotermia pada kelornpok stroke iskemik dan 24.4% hipertermia dan 6.7% normotermia pada kelompok stroke hemoragik. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan jenis stroke (p = 0.49).Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata umur dengan outcome stroke (p =0.21). Terdapat perbedaan yang bermakna antara suhu tubuh dengan stroke iskemik dan stroke hemoragik (p = 0.03). Terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai rerata Barthel indeks pada pengamatan hari 0,7 dan 14 masuk rumah sakit (p = 0.02). Terdapat perbedaan yang bermakna antara pengaruh suhu tubuh dengan beratnya stroke (p = 0.02). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dengan jenis stroke. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata umur dengan outcome stroke. Terdapat perbedaan yang bermakna antara suhu tubuh dengan stroke iskemik dan hemoragik. Terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai rerata Barthel indeks pada pengamatan hari 0,7 dan 14 masuk rumah sakit. Ada pengaruh suhu tubuh dengan beratnya stroke.