Perubahan Kapasitas Fungsional Setelah Rehabilitasi Jantung Fase II sebagai Prediktor Kejadian Kardiovaskular Mayor pada Pasien dengan Disfungsi Sistolik Ventrikel Kiri yang Dilakukan Operasi Bedah Pintas Arteri Koroner

Abstract

Latar Belakang: Rehabilitasi jantung fase II merupakan komponen penting dari penatalaksanaan paska bedah pintas arteri koroner (BPAK), terutama pasien dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri. Perubahan kapasitas fungsional setelah rehabilitasi jantung fase II (ΔMETs) merupakan indikator dari perbaikan fungsi kardiopulmonal dan hemodinamik paska BPAK. Penelitian ini menilai hubungan ΔMETs sebagai prediktor kejadian kardiovaskular mayor (KKvM) 3 bulan paska BPAK pada pasien dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri. Metode: Penelitian kohort ambispektif melibatkan pasien disfungsi sistolik ventrikel kiri yang dilakukan BPAK antara Januari 2019 – Januari 2021. Selanjutnya pasien menjalani rehabilitasi jantung fase II, dimana ΔMETs menunjukkan perubahan kapasitas fungsional sebelum dan sesudah program. Abnormalitas ΔMETs sebagai suatu prediktor ditentukan berdasarkan titik potong. Komponen yang diamati adalah KKvM yang merupakan gabungan kematian dan rehospitalisasi. Pasien kemudian dipantau selama 3 bulan paska BPAK. Hasil: Didapatkan total 91 pasien, dimana 24.2% pasien mengalami KKvM (6.6% mortalitas dan 17.6% rehospitalisasi). Dijumpai hubungan yang bermakna antara ΔMETs dan KKvM dengan nilai titik potong 3.25 METs (p <0.001). Kemudian dilakukan uji analisis multivariat regresi logistik dan didapatkan hasil kelompok ΔMETs rendah memiliki hubungan yang bermakna terhadap KKvM (OR 0.135; p 0.03). Uji survival Kaplan Meier menunjukkan kelompok ΔMETs rendah merupakan prediktor terhadap KKvM pada pemantauan 3 bulan paska BPAK, dengan risiko kejadian 3.9 kali dibanding kelompok ΔMETs tinggi (p <0.001). Kesimpulan: Perubahan kapasitas fungsional dapat menjadi prediktor terhadap kejadian kardiovaskular mayor dalam pemantauan 3 bulan paska bedah pintas arteri koroner pada pasien dengan disfungi sistolik ventrikel kiri.

Background: Phase II cardiac rehabilitation is essential for management post coronary artery bypass graft (CABG), especially in patients with left ventricular systolic dysfunction. Change in functional capacity after phase II cardiac rehabilitation (ΔMETs) is an indicator of cardiopulmonary and hemodynamic improvement after CABG. This study assessed the correlation of ΔMETs as a predictor of major adverse cardiac event (MACE) 3 months after CABG in patients with left ventricular systolic dysfunction. Methods: A cohort study was conducted on patients with left ventricular systolic dysfunction who underwent CABG between January 2019 to January 2021. Then patients were recruited to phase II cardiac rehabilitation, ΔMETs was measured and tabulated by differences of functional capacity before and after the program. The abnormality of ΔMETs were discovered as a predictor of MACE determined by cut-off point, which is combination of death and rehospitalization. Patients was monitored for 3 months after CABG. Result: Among 91 patients, 24.2% had MACE (6.6% death and 17.6% rehospitalization). We found significant correlation between ΔMETs and MACE with cut-off point 3.25 METs (p <0.001). Multivariate analysis using logistic regression showed lower ΔMETs group had significant correlation with MACE (OR 0.135; p 0.03). Kaplan Meier survival analysis showed lower ΔMETs group was predictor of MACE on 3 months after CABG, risk of MACE occurrence 3.9 times than higher ΔMETs group (p <0.001). Conclusion: Change in functional capacity could predict MACE on 3 months follow-up of left ventricular systolic dysfunction patients who underwent CABG.