• Login
    View Item 
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Master Theses (Linguistics)
    • View Item
    •   USU-IR Home
    • Faculty of Cultural Sciences
    • Master Theses (Linguistics)
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Tindak Tutur dan Pola Alih Tutur Tradisi Berpantun dalam Upacara Adat Merisik pada Masyarakat Melayu Batubara

    View/Open
    Fulltext (1.806Mb)
    Date
    2021
    Author
    Prayogo
    Advisor(s)
    Mulyani, Rozanna
    Setia, Eddy
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    This research is motivated by the importance of maintaining Malay traditions and culture, especially Malay culture of merisik (getting to know more of the bride and her families) in Batubara,because the merisik event is no longer carried out the user community. Nowadays if a Malay community wants to get married, they go directly to the procession of proposin. The objectives of the reserch are to (1) analyze the illocutionary speech acts used, (2) determine the dominant illocutionary speech acts, and (3) find the turn-taking in the pantoum tradition in the traditional merisik ceremony. The research uses qualitative research with descriptive method. A pragmatic approach is used with a concentration of illocutionary speech acts and discourse analysis with a concentration of tur-taking. The results obtained in this research are (1) the speech acts used are assertive, directive, expressive and commissive illocutionary, (2) the dominant speech acts used are assertive (67.90%), directive (24.69%), expressive (3.70%) and commissive (3.70%), (3) perfect turn-taking when viewed from the closest speech pair with the opening part pattern started by the female side then handed over to the male side and handed back to the female side, the content is started by the male then handed over to the female side and handed back to the male side and the closing part is started by the female side then handed over to the male side and handed back to the female and one turn to talk is obtained by seizing, namely at the content section at the end of the conversation between the female side and the content section at the beginning of the conversation by the male side. It can be concluded that the traditional merisik ceremony mostly states, explains and the asks questions because in this event the male side want to make sure the woman in who is being questioned is in the house. The perfect pattern of speech transfer is influenced by the development of the current era which provides a mediator (telangkai) that comes as a pair of male and female sides.
     
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya menjaga tradisi dan budaya Melayu khususnya budaya Melayu merisik di Batubara. Hal ini disebabkan acara merisik ini sudah tidak banyak dilakukan lagi oleh masyarakat penggunanya. Masyarakat Melayu pada saat ini jika ingin menikah maka langsung pada prosesi meminang. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menganalisis tindak tutur ilokusi yang digunakan, (2) menentukan tindak tutur ilokusi yang dominan dan (3) menemukan pola alih tutur pada tradisi berpantun dalam upacara adat merisik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pragmatik dengan konsentrasi tindak tutur ilokusi dan analisis wacana dengan konsentrasi pola alih tutur. Hasil yang diperoleh dalam penelitian adalah (1) tindak tutur yang digunakan adalah ilokusi asertif, direktif, ekspresif dan komisif, (2) tindak tutur yang dominan digunakan adalah asertif (67,90%), direktif (24,69%), ekspresif (3,70%) dan komisif (3,70%), (3) pola alih tutur sempurna jika dilihat dari pasangan ujaran terdekat dengan pola bagian pembuka dimulai oleh pihak perempuan kemudian diserahkan kepada pihak laki-laki dan diserahkan kembali kepada pihak perempuan, bagian isi dimulai oleh pihak laki-laki kemudian diserahkan kepada pihak perempuan dan diserahkan kembali kepada pihak laki-laki dan bagian penutup dimulai oleh pihak perempuan kemudian diserahkan kepada pihak laki-laki dan diserahkan kembali kepada pihak perempuan dan satu gilir bicara diperoleh dengan cara merebut yaitu pada bagian isi di akhir percakapan antara pihak perempuan dan pada bagian isi di awal percakapan oleh pihak laki-laki. Dapat disimpulkan bahwa pada upacara adat merisik lebih banyak menyatakan, menjelaskan dan bertanya karena dalam acara ini pihak laki-laki ingin memastikan perempuan yang dimaksud berada dalam rumah tersebut. Pola alih tutur yang sempurna dipengaruhi dengan perkembangan jaman pada saat ini yang menyediakan telangkai sudah satu pasang pihak laki-laki dan pihak perempuan.

    URI
    https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/45844
    Collections
    • Master Theses (Linguistics) [508]

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV
     

     

    Browse

    All of USU-IRCommunities & CollectionsBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit DateThis CollectionBy Issue DateTitlesAuthorsAdvisorsKeywordsTypesBy Submit Date

    My Account

    LoginRegister

    Repositori Institusi Universitas Sumatera Utara (RI-USU)
    Universitas Sumatera Utara | Perpustakaan | Resource Guide | Katalog Perpustakaan
    DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
    Contact Us | Send Feedback
    Theme by 
    Atmire NV