Determinan Kemauan Membayar Iuran Jaminan Kesehatan Nasional bagi Nelayan di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Tahun 2019

Abstract

The BPJS health program requires all Indonesians to become JKN participants, one of which is informal sector workers. Fishermen are informal sector workers who have problems with their low and erratic income. BPS data for 2015 shows that poverty among fishermen reaches 25% or around 7.87 million people. The participation of the community in paying JKN dues is very much dependent on the willingness to pay and other factors. The coverage of independent JKN participants in Indonesia in 2017 was 13.51% (BPJS, 2018). Independent JKN participants in North Sumatra were 2,062,724 participants (Ministry of Health, 2019), and the coverage of independent JKN participants in Langkat Regency was recorded as 106,635 participants. Langkat Regency itself is an area with high poverty rates, in 2019 the poverty rate reached 9.91% (103,080) of the entire population of Langkat Regency (BPS Langkat, 2018). The results of a preliminary survey of fishermen in Pangkalan Susu District showed that 50.0% of respondents were of the opinion that they were not willing to pay JKN dues. This study aims to determine what are the determinants of the willingness to pay national health insurance contributions for fishermen in Pangkalan Susu, Langkat Regency, whether education, knowledge, income, number of family members, ability to pay (atp), and information about JKN are determinants of willingness to pay JKN contributions. nbagi fishermen in Pangkalan Susu District Langkat Regency. This study used a cross sectional approach. The number of samples in this study was 96 fishermen, the sample was taken using purposive sampling technique, namely sampling based on the criteria set by the researcher. Data analysis using chi square test. This study shows that the variables that affect the willingness to pay fees by fishermen are income (p = 0.00), number of family members (p = 0.00), ability to pay (p = 0.00). Meanwhile, the variables of education, knowledge, and information related to JKN are not a determinant of the willingness to pay fees for fishermen. It is hoped that the fishing community in Pangkalan Susu District can reduce non-food expenditures so that they can be used to pay national health insurance contributions.

Program BPJS kesehatan mewajibkan seluruh masyarakat Indonesia untuk menjadi peserta JKN, salah satunya pekerja sektor informal. Nelayan merupakan pekerja sektor informal yang memiliki masalah pada penghasilannya yang rendah dan tidak menentu. Data BPS tahun 2015 menunjukkan, kemiskinan pada nelayan mencapai 25% atau sekitar 7,87 juta jiwa. Peran serta masyarakat membayar iuran JKN sangat bergantung dengan kemauan membayar dan faktor-faktor lainnya. Cakupan peserta JKN mandiri di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 13,51% (BPJS, 2018). Peserta JKN mandiri di Sumatera Utara sebanyak 2.062.724 peserta (Kemenkes, 2019), dan cakupan peserta JKN mandiri di Kabupaten Langkat tercatat sebanyak 106.635 peserta. Kabupaten langkat sendiri merupakan wilayah dengan angka kemiskinan tinggi, pada tahun 2019 angka kemiskinan mencapai 9,91% (103.080) dari seluruh populasi penduduk Kabupaten Langkat (BPS Langkat, 2018). Hasil survei pendahuluan pada nelayan di Kecamatan Pangkalan Susu menunjukkan bahwa sebesar 50,0% responden berpendapat tidak bersedia membayar iuran JKN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja determinan kemauan membayar iuran jaminan kesehatan nasional bagi nelayan di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat, apakah pendidikan, pengetahuan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, kemampuan membayar (atp), dan informasi tentang JKN merupakan determinan kemauan membayar iuran JKN bagi nelayan di Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 96 nelayan, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti. Analisis data menggunakan uji chi square. Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap kemauan membayar iuran oleh nelayan, yaitu pendapatan (p=0,00), jumlah anggota keluarga (p=0,00), kemampuan membayar (p=0,00). Sedangkan variabel pendidikan, pengetahuan, dan informasi terkait JKN bukan merupakan determinan kemauan membayar iuran bagi nelayan. Diharapkan kepada masyarakat nelayan di Kecamatan Pangkalan Susu dapat mengurangi pengeluaran yang bersifat non pangan sehingga dapat digunakan untuk membayar iuran jaminan kesehatan nasional.