Sarcasm In The Demonstration Banner Against The Criminal Code Bill
View/ Open
Date
2020Author
Adlina, Min
Advisor(s)
Setia, Eddy
Zein, T.Thyrhaya
Metadata
Show full item recordAbstract
Indonesia is currently experiencing a very hot political upheaval. Many students from various universities in Indonesia took to the sreets to aspire to their dissatisfaction with The House of Representatives.The aims of this research is to analyse types of sarcasm used in the demonstration banners that have been written by the students to share their awareness. There are three problems which are discussed in this thesis,(1) to analyse types of sarcasm are used in the demonstration banner against the Criminal Code Bill (2) to analyse how sarcasm is realized in experiential meaning and (3) to analyse why sarcasm is realized as the way it is. The data used in this research are 48 banners that contain of 80 clauses to be analysed in the demonstration banner against the Criminal Code Bill in lawanpatriarki account.The result of the research showed that types of sarcasm consists of propositional sarcasm, ‘like’-prefixed sarcasm, illocutionary sarcasm, and lexical sarcasm. The illocutionary sarcasm was obtained as much 26 demonstration banners (54.17%), followed by lexical sarcasm was obtained as much 11 demonstration banners (22.92%), then propositional sarcasm was obtained 10 demonstration banners (20.83%) and the last was ‘like’-prefixed sarcasm with 1 demo banner only (2.08%). In realization to experiential meaning, the result found four processes, they are material process, mental process, existential process, and relational process in the demonstration banner against the Criminal Code Bill. The result also found the reason why sarcasm is used in the demonstration banner are general implicature, positive statement followed by negative one, straight forward to the target, and ‘Like’ as prefixed in the clause as parable. Indonesia saat ini sedang mengalami pergolakan politik yang sangat panas. Banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia turun ke jalan untuk mengutarakan ketidakpuasannya terhadap DPR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis sarkasme yang digunakan pada spanduk demonstrasi yang telah ditulis oleh para mahasiswa untuk mengungkapkan keresahan mereka. Ada tiga permasalahan yang dibahas dalam tesis ini, (1) menganalisis jenis-jenis sarkasme yang digunakan dalam spanduk demonstrasi menentang RUU KUHP (2) menganalisis bagaimana sarkasme direalisasikan dalam makna eksperiensial dan (3) menganalisis mengapa sarkasme direalisasikan di dalam spanduk demonstrasi menentang RUU KUHP. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 48 buah spanduk yang berisi 80 klausa untuk dianalisis dalam spanduk demonstrasi menentang RUU KUHP di akun lawanpatriarki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sarkasme terdiri dari sarkasme proposisional, sarkasme berawalan “like”, sarkasme ilokusi, dan sarkasme leksikal. Sarkasme ilokusi diperoleh sebanyak 26 spanduk demonstrasi (54,17%), disusul sarkasme leksikal diperoleh sebanyak 11 spanduk demonstrasi (22,92%), kemudian sarkasme proposisional diperoleh 10 spanduk demonstrasi (20,83%) dan yang terakhir sarkasme yang diawali “like” dengan 1 spanduk demonstrasi saja (2.08%). Dalam merealisasikan makna eksperiensial, ditemukan empat proses yaitu proses material, proses mental, proses eksistensial, dan proses relasional dalam spanduk demonstrasi menentang RUU KUHP. Hasil penelitian juga menemukan alasan penggunaan sarkasme pada spanduk demonstrasi adalah implikatur umum, pernyataan positif diikuti pernyataan negatif, terus terang ke sasaran, dan klausa yang diawali kata “like” sebagai perumpamaan.