Identifikasi Sarcoptes Scabiei dengan Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan Penunjang di Kota Medan
View/ Open
Date
2021Author
Nasution, Afrida Aryani
Advisor(s)
Putra, Imam Budi
Sari, Mutiara Indah
Metadata
Show full item recordAbstract
Background: Scabies is an infectious disease caused by Sarcoptes scabiei var.
hominis. The diagnosis of scabies is made by pathognomonic clinical symptoms
of scabies, but sometimes the clinical symptoms are not typical due to similarities
with other skin diseases. It is necessary to establish a definitive diagnosis to find
Sarcoptes scabiei or its eggs with supporting examinations, such as microscopic,
dermoscopy, and polymerase chain reaction (PCR). Objective: to evaluate the
identification of Sarcoptes scabiei between clinical symptoms and supporting
examinations. Methods: Descriptive cross-sectional study, simple random
sampling with a sample of 50 people who met the inclusion and exclusion criteria,
then a physical examination was carried out to determine the pathognomonic
scabies lesion, then a dermoscopy was performed, after which skin scrapings were
performed for microscopic examination and PCR. The results of the examination
are described in tabular form. Results: In 50 samples, identification of a typical
scabies rash based on location showed on head 2 people (4%), wrists 7 (14%),
fingers 13 people (26%), toes 13 people (26%), groin as many as 2 people (4%),
buttocks 7 people (14%), and external genitalia as many as 6 people (12%). On
supporting examination, the results of microscopic examination as the gold
standard did not reveal any scabies (0.0%), with other supporting examinations,
such as dermoscopy, no scabies (0.0%) and PCR found 12 positive samples of
scabies (24%). Conclusion: Sarcoptes scabiei can be detected through PCR
examination even with a very small number of skin scrapings. Latar belakang: Skabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh tungau
Sarcoptes scabiei var. hominis. Diagnosis skabies ditegakkan dengan gejala klinis
patognomonis skabies, namun terkadang gejala klinis tersebut tidak khas akibat
adanya kemiripan dengan penyakit kulit lainnya. Diperlukan penegakan diagnosis
yang definitif untuk menemukan Sarcoptes scabiei ataupun telurnya dengan
pemeriksaan penunjang yaitu mikroskopis, dermoskopi, dan polymerase chain
reaction (PCR). Tujuan: mengevaluasi identifikasi Sarcoptes scabiei antara
gejala klinis dengan pemeriksaan penunjang. Metode: Studi cross-sectional
bersifat deskriptif, simple random sampling dengan jumlah sampel 50 orang yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi kemudian dilakukan pemeriksaan fisik
untuk menentukan lesi patognomonis skabies, selanjutnya dilakukan pemeriksaan
dermoskopi, setelah itu dilakukan kerokan kulit untuk pemeriksaan mikroskopi
dan PCR. Hasil pemeriksaan dideskripsikan dalam bentuk tabel. Hasil: pada 50
sampel dijumpai hasil identifikasi ruam khas skabies berdasarkan lokasi yang
menunjukkan di kepala sebanyak 2 orang (4%), pergelangan tangan sebanyak 7
orang (14%), sela jari tangan 13 orang (26%), sela jari kaki 13 orang (26%),
selangkangan sebanyak 2 orang (4%), bokong 7 orang (14%), dan genitalia
eksterna sebanyak 6 orang (12%). Pada pemeriksaan penunjang tampak hasil
pemeriksaan mikroskopis sebagai gold standard tidak ditemukan adanya skabies
(0,0%), dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu dermoskopi tidak ditemukan
skabies (0,0%) dan PCR dijumpai 12 sampel positif skabies (24%). Simpulan:
Sarcoptes scabiei dapat dideteksi melalui pemeriksaan PCR walaupun dengan
dengan jumlah kerokan kulit yang sangat sedikit.