Show simple item record

dc.contributor.advisorSirojuzilam
dc.contributor.advisorErlina
dc.contributor.advisorLubis, Suwardi
dc.contributor.authorKusuma, Sinar Indra
dc.date.accessioned2022-01-12T01:45:01Z
dc.date.available2022-01-12T01:45:01Z
dc.date.issued2021
dc.identifier.urihttps://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/46708
dc.description.abstractRegional income dynamics is a commonly discussed subject among policymakers and academics. For the last few decades, disparity or inequality of income distribution between regions has become an important issue. This issue refers explicitly to the convergence theory of the Solow-Swan model developed by Barro and Sala-i-Martin. This research aims to ; (1) identify the sigma and beta convergence of regional income disparity, (2) analyze the speed of convergence and the time required to close half of the initial disparity gap, (3) analyze the effect of agricultural land area, local own-source revenue, fiscal decentralization degrees, agricultural exports, plantation crop production, farmers' exchange rates and per capita GRDP on the conditional disparity convergence of regional income growth between regencies/cities, regencies and regencies/cities of new autonomous regions, and (4) calculate the local own-source revenue and per capita GRDP of new autonomous regencies/cities in North Sumatra. This study uses secondary data from 2009 to 2018 sourced from Statistics Indonesia and the Directorate General of Fiscal Balance. The sigma convergence is calculated using the standard deviation of the per capita GRDP log. The beta convergence is calculated using panel data regression analysis with the Common Effect Model (Panel Least Square) approach. The results showed that; there is sigma and absolute convergence of regional income disparity between regencies/cities, regencies and new autonomous regions in North Sumatra from 2009 to 2018. The speed of absolute convergence between regencies/cities, regencies and new autonomous regions is 2.12%, 2.39%, and 2.78% per year, respectively. The time required to close half of the initial gap is 32.7 years, 28.9 years, and 24.9 years, respectively. The speed of conditional convergence between regencies/cities, regencies and new autonomous regions is 4.14%, 4.12%, and 4.08% per year, respectively. The time required to close half of the initial gap is 16.7 years, 16.8 years, and 17.0 years, respectively, requiring less time than absolute convergence. Agricultural land area and fiscal decentralization degrees have a positive and significant effect on the conditional convergence of the per capita GRDP growth disparity between regencies/cities. However, they show no effect between regencies and regencies/cities of new autonomous regions. Local own-source revenue and plantation crop production have a negative and significant effect. In contrast, agricultural exports and farmers' exchange rates have a positive and significant effect on the conditional convergence of the per capita GRDP growth disparity between regencies/cities, regencies and new autonomous regencies/cities. The new autonomous regions, totaling 16 regencies/cities, have lower local-source revenue than their regency seats. There are seven regencies/cities with higher per capita GRDP than their regency seats after implementing regional autonomy for 12-21 years.en_US
dc.description.abstractDinamika pendapatan regional telah menarik perhatian para pembuat kebijakan dan akademisi. Salah satu isu penting dalam pembangunan dalam beberapa dekade terakhir adalah disparitas atau ketimpangan distribusi pendapatan antar daerah. Disparitas distribusi pendapatan dalam hal ini mengacu kepada teori konvergensi model Solow-Swan yang dikembangkan oleh Barro dan Sala-i-Martin. Penelitian ini bertujuan untuk ; (1) mengidentifikasi konvergensi disparitas pendapatan regional secara sigma dan beta. (2) menganalisis kecepatan konvergensi dan lamanya waktu yang diperlukan untuk menutup setengah dari kesenjangan awal terhadap disparitas pendapatan regional. (3) menganalisis pengaruh luas lahan pertanian, pendapatan asli daerah, derajat desentralisasi fiskal, ekspor pertanian, produksi tanaman perkebunan, nilai tukar petani dan PDRB per kapita terhadap konvergensi kondisional disparitas dari pertumbuhan pendapatan regional antar kabupaten/kota, kabupaten dan kabupaten/kota daerah otonom baru hasil pemekaran dan (4) mengidentifikasi jumlah PAD dan PDRB per kapita kabupaten/kota daerah otonom baru hasil pemekaran setelah otonomi daerah di Provinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2009-2018, yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan (DJPK). Penghitungan konvergensi sigma menggunakan standar deviasi log PDRB per kapita dan penghitungan konvergensi beta dengan menggunakan analisis regresi data panel dengan pendekatan Common Effect Model (Panel Least Square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa; terjadi konvergensi dari disparitas pendapatan regional secara sigma antar kabupaten/kota, kabupaten dan daerah otonom baru hasil pemekaran setelah otonomi daerah. Artinya ada penurunan disparitas pendapatan antar kabupaten/kota, kabupaten dan daerah otonom baru hasil pemekaran di Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2009-2018. Terjadi konvergensi dari disparitas pendapatan regional secara absolut dan kondisional antar kabupaten/kota, kabupaten dan daerah otonom baru hasil pemekaran setelah otonomi daerah di Provinsi Sumatera Utara. Artinya kabupaten/kota, kabupaten dan daerah otonom baru hasil pemekaran yang memiliki pendapatan per kapita rendah mampu mengejar ketertinggalannya dari daerah dengan pendapatan per kapita tinggi. Kecepatan konvergensi absolut antar kabupaten/kota, kabupaten dan daerah otonom baru hasil pemekaran masing-masing sebesar 2,12%, 2,39%, dan 2,78% per tahun. Waktu yang dibutuhkan untuk menutup setengah dari kesenjangan awal masing-masing, yaitu; 32,7 tahun, 28,9 tahun dan 24,9 tahun. Sementara kecepatan konvergensi kondisional antar kabupaten/kota, kabupaten dan daerah otonom baru hasil pemekaran, masing-masing sebesar 3,26%, 4,18%, dan 4,11% per tahun. Waktu yang dibutuhkan untuk menutup setengah dari kesenjangan awal masing-masing, yaitu; 21,2 tahun, 16,6 tahun dan 16,9 tahun, lebih cepat dari konvergensi absolut. Luas lahan pertanian dan derajat desentralisasi fiskal berpengaruh positif dan signifikan terhadap konvergensi kondisional disparitas pertumbuhan PDRB per kapita antar kabupaten/kota sedangkan antar kabupaten dan kabupaten/kota daerah otonom baru hasil pemekaran tidak berpengaruh. PAD dan produksi tanaman perkebunan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konvergensi kondisional disparitas pertumbuhan PDRB per kapita antar kabupaten/kota dan kabupaten serta kabupaten/kota daerah otonom baru hasil pemekaran. Ekspor pertanian dan nilai tukar petani berpengaruh positif dan signifikan terhadap konvergensi kondisional disparitas pertumbuhan PDRB per kapita antar kabupaten/kota, dan kabupaten serta kabupaten/kota daerah otonom baru hasil pemekaran. Daerah otonom baru hasil pemekaran, yaitu sebanyak 16 kabupaten/kota seluruhnya memiliki jumlah PAD dibawah jumlah PAD kabupaten induk. Sedangkan berdasarkan PDRB per kapita terdapat sebanyak 7 kabupaten/kota yang memiliki jumlah rata-rata PDRB per kapita melampaui rata-rata PDRB per kapita kabupaten induk setelah menjalani periode implementasi otonomi daerah selama 12-21 tahun.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Sumatera Utaraen_US
dc.subjectDisparitasen_US
dc.subjectPendapatan Regionalen_US
dc.subjectOtonomi Daerahen_US
dc.subjectAnalisis Panelen_US
dc.titleDisparitas Pendapatan di Sumatera Utaraen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nimNIM178105011
dc.description.pages395 halamanen_US
dc.description.typeDisertasi Doktoren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record